“Kamu jahat, kenapa belakangan ini Kamu
mencoba menghindar dari Aku Dan”. Ucap Farah Lantang.
“Farah, apa Kamu ngak ngerti kalau Aku
melakukan ini semua karena Aku sayang sama Kamu? Aku menghindar untuk
menenangkan diri, Aku belum bisa menerima diri Kamu yang masih egois, dan Aku
sedang mencari solusinya”.
“Egois?”. Farah bertanya heran.
“Iya, semenjak kita naik kelas, Kamu
lebih terlihat sibuk. Tidak satupun waktu untukKu, jika ada itupun hanya
berlalu beberapa menit”.
“Aku sibuk karena Aku mengikuti
kegitan eksul, Aku ditugaskan berbagai hal Dani, apa Kamu ngak bisa ngertiin Aku?”
“Ngertiin?”. Sebelah alis dani
terangkat “Kamu yang ngertiin Aku mestinya, Aku sudah cukup menahan diri untuk
terus menunggu Kamu meluangkan waktu bersama Aku”.
“Tapi Aku sibuk”. Farah tetap
bersikeras.
“Coba Kamu bayangkan, jika Aku
berada dirumah sakit danhampir tidak bernyawa lagi, mana yang Kamu pilih
kegiatan Kamu atau Aku?”.
Farah hanya diam termangu. Fikirannya
sedang terlayang pada pertanyaan Dani. Dalam hatinya pasti ia akan memilih
Dani, tapi saat ini Dani kan, masih sehat tidak sekarat.
“Ahh sudahlah Dani”. Gadis manis
itu langsung berlalu dari hadapan Dani.
Sementara, Dani hanya berdiri di
posisi awal dia berdiri. Ia tidak pernah menyangka bahwa gadis yang ia cintai
selama ini berubah total. Dari dulu yang selalu memperhatikannya dengan sejuta
kebahagiaan kini menjadi sejuta kebisaun. Dani hanya bisa bersabar dan mencari
solusi bagaimana gadis yang ia cintai bisa kembali seperti dulu lagi.
Paginya di sekolah, Dani datang
bersamaan dengan Farah. Dani melontarkan senyum kepada Farah, tetapi Farah
tidak menggubrisnya.
“Farah, liat deh Aku bawa apa”.
Ucap Dani semangat.
“Apa?”. Cuek Farah.
Dani mengeluarkan sesuatu dari
dalam tasnya dan menyerahkannya kepada Farah.
Sambil menghirup benda itu “Mawar
merah yang wangi ya, makasih Dan”. Wajah Farah kini merekah menyerupai mawar
itu.
“Maafin Aku kemarin ya, marah-marah
sama Kamu. Aku lagi panik saat itu. Tapi kita kan masih bisa bertemu di kelas
kan, membahas apa yang ingin kita bahas, tertawa bersama”. Farah tersenyum
lebar “Untuk beberapa minggu ini, Aku mohon dulu ya pengertiannya”.
“Iya ngak apa-apa kok, oh ya mawar
yang udah Kamu kasih ke Aku ada sebanyak 6 mawar, sedangkan Aku udah 7, haha Kamu
kalah satu poin dari Aku”. Dani tertawa lebar.
“Iih beda satu poin doang kok, tapi
besok ini liat aja poin kita bakal impas dan selanjutnya Aku bakal menang”.
“Oke deh tuan putri, tapi mawarnya
itu bau parfumnya masih ke bau sampe sekarang tuh. Parfumnya parfum Kamu ya yang
semprotinnya”.
Farah tersenyum, “Kok tahu?”.
“Tahu lah, mana ada mawar bau
permen karet gitu, ya Aku pasti tebaklah kalau itu bau parfum Kamu. Lagian juga
Kamu bau parfum itu kan”.
“Waduh, ketahuan nih. Tapi baunya
kan khas. Suka kan?”.
“Apapun hal yang Kamu berikan Aku
asti menyukainya kok”.
“Dasar gombal”. Farah tersipu malu.
“Itu serius”. Mereka tertawa
bersama.
“Masih ingat saat kita sering meminum
teh hangat di tengah hujan dikantin sepulang sekolah?”.
“Masih kok”.
“Aku merindukan hal itu, Farah”.
“Aku juga begitu Dan. Baik, Aku
akan berjanji 4 minggu lagi kita akan meminum teh hangat dikantin, entah itu
hujan atau tidaknya kita pasti akan meminum teh itu dan Aku bakal kasih Kamu
mawar merah”.
“Aku ucapin makasih ya, 4 minggu
lagi Aku bakal kasih Kamu sesuatu yang indah”.
Wajah Farah terlihat penasaran
dengan sesuatu yang diberikannya.
Beberapa minggu sudah berlalu,
sepasang kekasih ini merindukan suasana saat mereka bertatap mata di kantin
sepulang sekolah. Farah inign segera menyelesaikan tugas eksulnya, sementara
Dani hanya sibuk melirik waktu dan berdoa agar waktu cepat berlalu.
Hari ini adalah hari dimana 4
minggu tersebut dijanjikan. Sepulang sekolah mereka berjanji untuk bertemu
dikantin. Tetapi . . .
“Farah, Aku belum sesuatu yang mau Aku
kasihin ke Kamu ketinggalan dirumah, maaf ya. Kamu mau nunggu bentar ngak, Aku
mau jemput itu dulu”.
“Tapi cepet ya, Aku kangen Kamu,
mawar merah dan teh manis kita”.
“Aku janji kok. Kamu harus ingat
ya, kalau Aku selalu sayang sama Kamu, selalu cinta, Aku akan menjagain Kamu
semampu Aku masih bernyawa. Aku ngak mau kehilangan Kamu, Kamu itu belahan jiwAku.
Janji ya buat terus mencintai Aku sampai kapanpun?”.
“Pertanyaan Kamu kok gitu? Aku
bakal tetap cinta sama Kamu sampai Aku udah ngak bernyawa lagi Dan. Aku cinta
sama Kamu selamanya”. Farah menggengam erat tangan Dani.
“Farah, Aku mau Kamu mengalahin
mawar merah Aku hari ini juga, Aku mau jumlah mawar itu lebih dari 10”.
“Lebih dari 10? Haha itu mah
kecil”. Farah memikirkan sepuket mawar yang ada ditasnya.
“Aku pergi dulu ya”. Sambil
mengusap kepala Farah.
Sesaat Farah terheran-heran dengan
Dani. Kini ia membayangkan bunga mawar yang ada ditasnya yang berjumlah 21
sesuai dengan tangga hari ini yang sudah ia siapkan jauh-jauh hari.
Lama Farah menunggu, Dani tak Kunjung
datang. Ia mulai gelisah dan tak sabar. “Mungkin Dani mempersiapkan kejutan
untukKu, makanya ia tadi bersikap lebih romantis dari biasanya”. Icap Farah
dalam hati. Tetapi lama ditunggu tak Kunjung datang. Akhirnnya farah memanggil
Dani melelaui ponsel genggamnya.
Maaf
panggilan yang anda tuju sedang sibuk cobalah bebrapa saat lagi.
Nada
itu terus berulang puluhan kali, sampai sebuah pesan mengunjungi ponsel Farah.
Lulu:
Far,
loe buruan ke Rumah Sakit Husada sekarang. Ada hal yang penting. Cepetan
PENTING!! Gue tahu loe ada janji, tapi mohon dibatalin.
Dengan segera Farah mengunjungi
Rumah Sakit, dan membatalkan janjinya bersama Dani secara terpaksa.
Di Rumah Sakit, Llu tengah menunggu
cemas.
“Ada apa lu? Penitng amat?”. Farah
terheran.
“Emang penting Far, Dani kecelakaan
dan sekarang dia koma”.
Farah mengintinp ke salah satu
ruangan.
“Gue harus melihat dia Lu, loe iKut
gue”. Mereka berdua segera masuk ke ruangan tempat Dani dirawat.
***
“Faraahh”. Ucap Dani mulai
tersadar.
“Dani, kenapa Kamu bisa sampe
gini?”.
“Aku saking senangnya mau dapat
mawar merah dari Kamu makanya Aku ngebut di jalanan biar cepet sampe”. Ucap
dani terpatah-patah.
“Kamu bodoh”.
Air mata Farah membendung.
“Farah, Aku mau Kamu
kasih Aku bunga mawar itu di tempat dimana Aku bisa menemukan kedamaian ya,
tempat dimana Kamu bisa selalu mengingat Aku setiap detik”.
“Maksud Kamu?”.
Farah makin terheran.
“Kamu pasti
bakal tahu kok”.
“Oke deh, Dani Kamu
istirahat dulu ya, Aku mau cari udara segar sebentar”.
Dani hanya
mengejapkan matanya dan mengucapkan kalimat yang sama sebelum cowok berlesung
pipit pergi menuju rumah dan mengalami kecelakaan.
Setelah kembali,
hujan di mata Farah menetes deras. Tak percaya dengan hal yang ia alami. Ia
terus menangis.
“Dani, Kamu udah
menemuin ketenangan ya?”. Farah terbata-bata.
“Dani, Aku minta
maaf sekali lagi ya. Aku tahu Aku ini egois Aku ngak bisa membagi waktu buat Kamu
beberapa minggu terakhir. Sekarang Kamu udah bisa menemuin solusi bagaimana
biar Aku ngak egois lagi, tapi bukan cara ini yang Aku minta Dan. Dani, saat
ini Aku mau kasih Kamu bunga mawar merah yang Kamu inginin jumlahnya ada 21,
sesuai denga tanggal hari ini. Akhirnya Aku bisa ngalahin Kamu ya”. Farah
terisak-isak “Aku berharap Kamu juga bisa mengalahin pemberian mawar merah Aku
ke Kamu, tapi apakah bisa itu? Soal teh manis kita, maaf acara kita dibatalkan
karena kejadian ini. Teh manis itu mengingatkan kitaakan kenangan manis kita
selama 3 tahun, yang diisi kemanisan saat tertawa bahagi maupu kebahagiaan saat kita berada dalam masalah.
Dani, maaf sekali lagi ya, Aku Cuma mau ucapin kalau Aku akan sayang dan cinta
sama Kamu sampai Aku udah ngak bernyawa lagi”
Farah makin
terisak, “Sampai Aku udah ngak bernyawa lagi, Aku akan menjaga Kamu dengan sekuat
tenangaku ya” Farah makin menangis deras diatas pemakaman Dani yang ditaburi
puluhan bunga mawar merah.
Ya Ampuuun...
BalasHapuspanjangnyaaa...
Ayo semangat bacanya :D
Hapusfaraaaaah... TT
BalasHapusJangan nangis upa :(
Hapus