Sabtu, 10 November 2012

Bunga Mawar Untukmu dan Secangkir Teh Manis Kita


“Kamu jahat, kenapa belakangan ini Kamu mencoba menghindar dari Aku Dan”. Ucap Farah Lantang.
“Farah, apa Kamu ngak ngerti kalau Aku melakukan ini semua karena Aku sayang sama Kamu? Aku menghindar untuk menenangkan diri, Aku belum bisa menerima diri Kamu yang masih egois, dan Aku sedang mencari solusinya”.
“Egois?”. Farah bertanya heran.
“Iya, semenjak kita naik kelas, Kamu lebih terlihat sibuk. Tidak satupun waktu untukKu, jika ada itupun hanya berlalu beberapa menit”.
“Aku sibuk karena Aku mengikuti kegitan eksul, Aku ditugaskan berbagai hal Dani, apa Kamu ngak bisa ngertiin Aku?”
“Ngertiin?”. Sebelah alis dani terangkat “Kamu yang ngertiin Aku mestinya, Aku sudah cukup menahan diri untuk terus menunggu Kamu meluangkan waktu bersama Aku”.
“Tapi Aku sibuk”. Farah tetap bersikeras.
“Coba Kamu bayangkan, jika Aku berada dirumah sakit danhampir tidak bernyawa lagi, mana yang Kamu pilih kegiatan Kamu atau Aku?”.
Farah hanya diam termangu. Fikirannya sedang terlayang pada pertanyaan Dani. Dalam hatinya pasti ia akan memilih Dani, tapi saat ini Dani kan, masih sehat tidak sekarat.
“Ahh sudahlah Dani”. Gadis manis itu langsung berlalu dari hadapan Dani.
Sementara, Dani hanya berdiri di posisi awal dia berdiri. Ia tidak pernah menyangka bahwa gadis yang ia cintai selama ini berubah total. Dari dulu yang selalu memperhatikannya dengan sejuta kebahagiaan kini menjadi sejuta kebisaun. Dani hanya bisa bersabar dan mencari solusi bagaimana gadis yang ia cintai bisa kembali seperti dulu lagi.

Paginya di sekolah, Dani datang bersamaan dengan Farah. Dani melontarkan senyum kepada Farah, tetapi Farah tidak menggubrisnya.
“Farah, liat deh Aku bawa apa”. Ucap Dani semangat.
“Apa?”. Cuek Farah.
Dani mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan menyerahkannya kepada Farah.
Sambil menghirup benda itu “Mawar merah yang wangi ya, makasih Dan”. Wajah Farah kini merekah menyerupai mawar itu.
“Sama-sama Farah”.
“Maafin Aku kemarin ya, marah-marah sama Kamu. Aku lagi panik saat itu. Tapi kita kan masih bisa bertemu di kelas kan, membahas apa yang ingin kita bahas, tertawa bersama”. Farah tersenyum lebar “Untuk beberapa minggu ini, Aku mohon dulu ya pengertiannya”.
“Iya ngak apa-apa kok, oh ya mawar yang udah Kamu kasih ke Aku ada sebanyak 6 mawar, sedangkan Aku udah 7, haha Kamu kalah satu poin dari Aku”. Dani tertawa lebar.
“Iih beda satu poin doang kok, tapi besok ini liat aja poin kita bakal impas dan selanjutnya Aku bakal menang”.
“Oke deh tuan putri, tapi mawarnya itu bau parfumnya masih ke bau sampe sekarang tuh. Parfumnya parfum Kamu ya yang semprotinnya”.
Farah tersenyum, “Kok tahu?”.
“Tahu lah, mana ada mawar bau permen karet gitu, ya Aku pasti tebaklah kalau itu bau parfum Kamu. Lagian juga Kamu bau parfum itu kan”.
“Waduh, ketahuan nih. Tapi baunya kan khas. Suka kan?”.
“Apapun hal yang Kamu berikan Aku asti menyukainya kok”.
“Dasar gombal”. Farah tersipu malu.
“Itu serius”. Mereka tertawa bersama.
“Masih ingat saat kita sering meminum teh hangat di tengah hujan dikantin sepulang sekolah?”.
“Masih kok”.
“Aku merindukan hal itu, Farah”.
“Aku juga begitu Dan. Baik, Aku akan berjanji 4 minggu lagi kita akan meminum teh hangat dikantin, entah itu hujan atau tidaknya kita pasti akan meminum teh itu dan Aku bakal kasih Kamu mawar merah”.
“Aku ucapin makasih ya, 4 minggu lagi Aku bakal kasih Kamu sesuatu yang indah”.
Wajah Farah terlihat penasaran dengan sesuatu yang diberikannya.
Beberapa minggu sudah berlalu, sepasang kekasih ini merindukan suasana saat mereka bertatap mata di kantin sepulang sekolah. Farah inign segera menyelesaikan tugas eksulnya, sementara Dani hanya sibuk melirik waktu dan berdoa agar waktu cepat berlalu.
Hari ini adalah hari dimana 4 minggu tersebut dijanjikan. Sepulang sekolah mereka berjanji untuk bertemu dikantin. Tetapi . . .
“Farah, Aku belum sesuatu yang mau Aku kasihin ke Kamu ketinggalan dirumah, maaf ya. Kamu mau nunggu bentar ngak, Aku mau jemput itu dulu”.
“Tapi cepet ya, Aku kangen Kamu, mawar merah dan teh manis kita”.
“Aku janji kok. Kamu harus ingat ya, kalau Aku selalu sayang sama Kamu, selalu cinta, Aku akan menjagain Kamu semampu Aku masih bernyawa. Aku ngak mau kehilangan Kamu, Kamu itu belahan jiwAku. Janji ya buat terus mencintai Aku sampai kapanpun?”.
“Pertanyaan Kamu kok gitu? Aku bakal tetap cinta sama Kamu sampai Aku udah ngak bernyawa lagi Dan. Aku cinta sama Kamu selamanya”. Farah menggengam erat tangan Dani.
“Farah, Aku mau Kamu mengalahin mawar merah Aku hari ini juga, Aku mau jumlah mawar itu lebih dari 10”.
“Lebih dari 10? Haha itu mah kecil”. Farah memikirkan sepuket mawar yang ada ditasnya.
“Aku pergi dulu ya”. Sambil mengusap kepala Farah.
Sesaat Farah terheran-heran dengan Dani. Kini ia membayangkan bunga mawar yang ada ditasnya yang berjumlah 21 sesuai dengan tangga hari ini yang sudah ia siapkan jauh-jauh hari.
Lama Farah menunggu, Dani tak Kunjung datang. Ia mulai gelisah dan tak sabar. “Mungkin Dani mempersiapkan kejutan untukKu, makanya ia tadi bersikap lebih romantis dari biasanya”. Icap Farah dalam hati. Tetapi lama ditunggu tak Kunjung datang. Akhirnnya farah memanggil Dani melelaui ponsel genggamnya.
Maaf panggilan yang anda tuju sedang sibuk cobalah bebrapa saat lagi.
                Nada itu terus berulang puluhan kali, sampai sebuah pesan mengunjungi ponsel Farah.
Lulu:
Far, loe buruan ke Rumah Sakit Husada sekarang. Ada hal yang penting. Cepetan PENTING!! Gue tahu loe ada janji, tapi mohon dibatalin.
Dengan segera Farah mengunjungi Rumah Sakit, dan membatalkan janjinya bersama Dani secara terpaksa.
Di Rumah Sakit, Llu tengah menunggu cemas.
“Ada apa lu? Penitng amat?”. Farah terheran.
“Emang penting Far, Dani kecelakaan dan sekarang dia koma”.
Farah mengintinp ke salah satu ruangan.
“Gue harus melihat dia Lu, loe iKut gue”. Mereka berdua segera masuk ke ruangan tempat Dani dirawat.
***
“Faraahh”. Ucap Dani mulai tersadar.
“Dani, kenapa Kamu bisa sampe gini?”.
“Aku saking senangnya mau dapat mawar merah dari Kamu makanya Aku ngebut di jalanan biar cepet sampe”. Ucap dani terpatah-patah.
“Kamu bodoh”. Air mata Farah membendung.
“Farah, Aku mau Kamu kasih Aku bunga mawar itu di tempat dimana Aku bisa menemukan kedamaian ya, tempat dimana Kamu bisa selalu mengingat Aku setiap detik”.
“Maksud Kamu?”. Farah makin terheran.
“Kamu pasti bakal tahu kok”.
“Oke deh, Dani Kamu istirahat dulu ya, Aku mau cari udara segar sebentar”.
Dani hanya mengejapkan matanya dan mengucapkan kalimat yang sama sebelum cowok berlesung pipit pergi menuju rumah dan mengalami kecelakaan.
Setelah kembali, hujan di mata Farah menetes deras. Tak percaya dengan hal yang ia alami. Ia terus menangis.
“Dani, Kamu udah menemuin ketenangan ya?”. Farah terbata-bata.

“Dani, Aku minta maaf sekali lagi ya. Aku tahu Aku ini egois Aku ngak bisa membagi waktu buat Kamu beberapa minggu terakhir. Sekarang Kamu udah bisa menemuin solusi bagaimana biar Aku ngak egois lagi, tapi bukan cara ini yang Aku minta Dan. Dani, saat ini Aku mau kasih Kamu bunga mawar merah yang Kamu inginin jumlahnya ada 21, sesuai denga tanggal hari ini. Akhirnya Aku bisa ngalahin Kamu ya”. Farah terisak-isak “Aku berharap Kamu juga bisa mengalahin pemberian mawar merah Aku ke Kamu, tapi apakah bisa itu? Soal teh manis kita, maaf acara kita dibatalkan karena kejadian ini. Teh manis itu mengingatkan kitaakan kenangan manis kita selama 3 tahun, yang diisi kemanisan saat tertawa bahagi maupu  kebahagiaan saat kita berada dalam masalah. Dani, maaf sekali lagi ya, Aku Cuma mau ucapin kalau Aku akan sayang dan cinta sama Kamu sampai Aku udah ngak bernyawa lagi”
Farah makin terisak, “Sampai Aku udah ngak bernyawa lagi, Aku akan menjaga Kamu dengan sekuat tenangaku ya” Farah makin menangis deras diatas pemakaman Dani yang ditaburi puluhan bunga mawar merah.

Kamis, 08 November 2012

Grand (Sianok) Canyon In Bukittinggi

In Indonesia, we can find the beautiful Canyon. The Canyon same like “Grand Canyon”, who located Colorado River, North America. Ngarai Sianok, yeah the local peolpe in this town called it. Ngarai sianok has position in IV koto, Kabupaten Agam, Bukittinggi City.

Just on the outskirts of the hill town of Bukittinggi in the Minangkabau highlands, lies this breathtaking canyon which the locals call Ngarai Sianok, or the Sianok Canyon. Its panorama is particularly beautiful in the early morning light when the first rays of the sun pierce through the mist covering this deep valley that has majestic Mount Singgalang looming at its background.
About the history, Ngarai Sianok formed due movement up and down millons years ago, is now be the green edge andmost beautiful river.

Ngarai Sianok, has a magnificient strech of step valley up to 15 km. Width with a deep 200 km until 100 meters cliff.

Sianok Canyon, also called by “The DreamLand Of Sumatera” because has a nice view and fresh air.
The beauty of Sianok can be seen from Panorama Park in Bukittinggi or you can also walk down into the gorge, where are a settlement and paddy fields. Then crossing a bridge over the river, climb up to Kota Gadang, home of silversmiths who produce the finest filigree ornaments.
To enjoy the scenery from the Park, visitors pay an entrance fee of Rp 3.000 per person. Along with admiring the beauty of Sianok, visitors can also visit a Japanese bunker, built during World War II, located at the base of the canyon.

Ngarai Sianok is arguably the most beautiful scenery among West Sumatra’s many scenic sites, to be enjoyed particularly at sunrise or sunset.
Bukittinggi and the Ngarai Sianok Canyon are some of the highlights of the annual Tour de Singkarak race, which takes on some of West Sumatra’s most spectacular scenic sites.
If you visited this place, you can feel so calm, enjoy and happy with this view :) So, let’s go to Bukittinggi.