Jumat, 24 Februari 2012

Manfaat menulis di Blog :)

God day all, hari ini aku memposting tentang manfaat menulis, apa saja sih serunya menulis itu??? Ihh nulis itu bikin capek deh??? Nulis itu cuma bunag buan waktu ya??? Hmm mari kita singkirkan opini yang sering dilontarkan khalayak umum yang buka  penulis.
Menulis itu banyak manfaatnya kok, mau tahu?? Check di bawah ya ^^

#Membangkitkan percaya diri

 Kepercayaan diri yang tinggi bisa datang dari menulis lho, alasannya disini tempat dimana kita bisa meluapkan emosi, mencurahkan kejadian yang pernah kita alami misalnya disapa cowo cakep n tenar, dimarahin guru, ulangan harian yang gagal, dan sebagainya. Yah singkatnya Diary online, kita curhat sama dunia maya!!! Dengan mencurahkan isi hati dan segenap perasaan, kepercayaan diri yang hilang bisa bangkit lagi lho.
Contohnya aja aku yang lagi GALAU mikirin tentang seminar pertama kali dihidupku, dengan menulis aku tidak terlalu gugup, malahan terselip semangat.

#Menghilangkan StrezZzzZ
 Rasa stres sering kita alami, dengan menulis di blog kita bisa refreshing otak yang lelah akan jadwal yang padat. Kita bisa menulis apapun yang ada dibenak kita, Saya punya kata motivasi "Tulislah apa yang ada difikiranmu, tapi jangan fikirkan apa yang harus kamu tulis". Imajinasi dink :)

#Sumber penghasilan

 Menulis di blog bisa jadi sumber penghasilan lho, walaupun umur kita yang masih bocah. Misalnya kita menulis tentang keindahan panorama daerah Indonesia, siapa tahu visitor blog kita ini orang luar, dan mereka pun tertarik mengunjungi Indonesia. Aliran dana pun mengalir ke negara kita.
Lho???
Buat si penulis manaaa???
Oh iya, kalo buat si penulisnya, misal kita menulis tentang sebuah cerpen dan ternyata cerpen itu sangat bagus. Siapa tahu visitor blog kita tertarik untuk membeli cerpen hasil karya kita?? Hasil uangnya pun lumayan cukup buat traktiran lho.

#Membagikan Informasi
  Singkat saja, kita menulis tentang dampak negatif atau positif dari suatu benda atau apalah. Nah si visitor yang ngak tahu akan informasi itu menjadi tahu setelah membaca postingan kita. Kita dapat manfaat yang menguntungkan, yaitu dapat PAHALA. Membagi informasi yang benar kan membuat kita mendapat pahala.

#Dunia Imajinasi
 Disini kita seru-seruan mnulis tentang imajinasi kita, dari imajinasi yang kecil bisa kita kembangkan menjadi hal yang besar. Seperti cerpen, kita hanya butuh imajinasi kecil lalu kita kembangkan menjadi sebuah cerpen ataupun tulisan yang lain.

Sekian dulu yahh.. kalau ada yang mau nambahin juga gpp, butuh juga buat  seminar..



         With Love








    Nurhayatii Zaiinal ♥

Sabtu, 18 Februari 2012

My Prince Imagination


Aku kini menyebutnya "Prince Imagination". Aku hanya bisa berimajinasi dengan bayangannya, berharap aku bisa terhubung dengan telepatiku ini.


Hari ini aku tengah melakukan sekolah tambahan sampai jam 5 sore, waktu masih menunjukkan pukul 2 siang, terik matahari begitu menyengat kulit ku, karena kepanasan tenggorokan ku kering. Aku pun izin keluar sebentar untuk membeli sesuatu yang bisa melegakan tenggorokannku. Aku pun ke kantin melewati kelas X4, disana aku melihat seorang siswa yang tengah mahir mengerjakan soal kimia, lngkah ku terhenti sebentar aku meliat parasnya bisa dibilang cakep, otaknya sepertinya pintar. Aku bergumam, aku pun teringat bahwa aku harus membasahi tenggorokanku.
Sekembalinya aku dari kantin, aku melewati kelas itu lagi, kini aku melihat dia sedang tengah asyik berbicara dengan teman sebangkunya, entah rasa apa yang menarimk pandanganku terhadap seseorang itu. Setibanya di kelas aku terus mengingat dia, tapi lamunanku terhentikan oleh sura lantang guru ku yang sedang mengajarkan tentang trigonometri. Imajinasi ku terputus dengan menghadapi kenyataan.

Jam setengah empat, aku istirahat sekalian melaksanakan sholat Azhar, setelah aku berwudhu, aku melihat cowok yang tadi lagi, aku melihat dia berwudhu dan ke masjid, lalu mengumandangkan adzan, dan ternyata suaranya waww membuatku merinding. Aku berfikir, mungkin aku hanya tertarik karena kemahirannya akan segala sesuatu hal yang dia lakukan sejak tadi.
Lama kelamaan aku bertindak bagaikan seorang DETEKTIF GILA YANG GAGAL, aku selalu ingin mengetahui segala sesuatu yang menyangkut dirinya, mulai dari namanya, alamatnya, makanan favoritnya, semuanya sampe nomor sepatunya. Aku heran, sepertinya aku merasa mulai terpuruk didalam ketertarikan gravitasi cinta.

Setelah sebulan, aku baru mengetahui namanya. Cowok bertubuh tinggi itu bernama Givan Utama Putra panggilannya Givan. Tampangnya begitu cakep, bertubuh tinggi (ideal), pintar dalam pelajaran matematika, kimia fisika bla bla bla, bisa dibilang semuanya, perfect dah, apalagi dia jago basket.
Tiap pulang sekolah, aku merubah tempat tongkronganku dari depan gerbang sekolah menjadi lapangan basket, aku berpura-pura didepan mereka mengerjakan tugas harian, tetapi aku memantau gerak gerik tangguh dari Givan ketika bola kecil itu dilayangkan ke ring. Aku bertepuk riuh dalam hati.
Selesai dia bermain basket, aku juga beranjak pulang, arah rumah kami sepertinya searah, dia berjalan dibelakangku. Kebetulan aku membawa beban buku tebal yang membuatku gelisah untuk memeluknya, dan GUBRRAAKKK, buku yang kupeluk terjatuh semuanya, ahh kenapa sih pelajaran hari ini semuanya menggunakan buku yang tebal setebal kamus???. Ketika aku baru mengambil dua buku itu, Givan datang membantuku mengambil buku yang ketiga dan keempat, disaat dia mengambil buku keempat itu, mata kami saling bertemu, terkunci selama beberapa menit dan buyar karena handphoneku bergetar.

"Lovia, kamu lagi dimana, oh ya ntar malam aku jadi ya nginap dirumah kamu"

Aku tidak mengiraukan pesan singkat itu, aku bangkit dari posisi ku mengambil buku itu, dia pun juga berdiri.
Dengan gugup aku mulai berbicara "Makasih ya"
"Ya sama-sama, namaku Givan". Sambil menjulurkan tangannya.
Aku menerima sambutan hangat tangannya "Aku Lovia, kamu jago juga main basket ya".
"Wah ngak juga kok, biasa aja". Sambil tertawa kecil.

Apa??? itu hal biasa baginya, bagaimana jika luar biasa, pasti permainannya mengalahkan Michael Jordan. Dan membuatku ingin meninggalkan jejak tepuk tangan yang riuh diantara semua penonton. Aku begitu terkesima dengan tatapannya tadi.

"Oh kalau begitu aku duluan ya". Ucapku terbata-bata.
"Barengan aja, buku kamu biar aku yang bawain, ngak bagus lho cewek bawa beban yang berat". Dia mengambil bukuku dengan pelan tapi pasti.

Hatiku langsung saja seperti berkelopak, tidak ada duri yang menumbuhinya atau batang yang keras, hanya kelopak bunga mawar yang berjatuhan. Kami berpisah di dekat rumahku, saling berpamitan.

Day by day, dia jarang terlihat olehku, memang sih dia sering bermain basket di lapangan basket, tapi jadwal les ku menghalangi untuk menatap kemahirannya. Aku hanya bisa melihat dia tiap hari Jum'at ketika pulang sekolah sore dan sabtu saja, selebihnya hanya rindu yang mendera di hatiku.
Dia semakin jarang terlihat muncul di depan mataku, Givan, aku kini menyebutnya "Prince Imagination". Aku hanya bisa berimajinasi dengan bayangannya, berharap aku bisa terhubung dengan telepatiku ini.
Ketika bertemu, dia hanya menyapaku, memanggil namaku tidak lebih dari itu, kadang aku sejalan pergi kesekolah, dia hanya menyapaku juga, mengucap kata lebih dari itu jarang, hmm maksudku tidak pernah.

Semakin jarang terlihat, hatiku tidak pernah lelah untuk menatapnya, mencari dimana dia. Semangat itu aku perjuangkan, untuk menatapnya saja aku sudah bahagia.
Tapi, kemudian akun sadar, My Prince Imaginationku sepertinya tidak mempunyai gelagat untuk melakukan hal yang sama dengan apa yang kulakukan. Aku hanya bisa diam tertunduk, tersenyum melihatnya, walau hatiku ini sudah ditumbuhi duri mawar yang sedikit-sedikit mulai menyesakkan dadaku.

Kini aku biarkan saja waktu yang menjawab, jika dia memang ditakdirkan untukku pasti dia ada untuku disuatu saat nanti, walaupun aku sudah bersama yang lain, dia pasti akan datang jika itu memang takdirku.
Aku hanya berdoa kecil semoga dia selalu dalam keadaan yang baik, selalu tersenyum, selalu mengenaliku walau wajah ku tidak seperti yang sekarang. Dan aku tetap berteman dengan imajinasiku tentang dirinya. Ingatlah aku My Prince Imagination :')




    
             With Love




       Nurhayatii Zaiinal ♥




Sabtu, 11 Februari 2012

Cintaku Berawal Dari Sebungkus Beng Beng

Lembaran kertas diary ku kubuka perlahan, baru baru ini sejak SMA ini aku menulis cerita hidupku di dalam catatan penting ini. Aku merasa kejadian-kejadian di SMA ini adalah hal yang sangat berharga jika dilewatkan Setiap helainya aku selalu tersenyum kecil, hal aneh lucu menyebalkan tersalin rapi didini. Baik kali ini karena aku sedang berbaik hati akan kuceritakan kepada kalian :)

Matahari menyinarkan semangat paginya, memberiku seterik pencerahaanya di pagi ini. Pagi setelah memakan nasi goreng buatan sang chef terhebat ku Mama, aku akan berangkat ke sekolah baruku yakni SMA Bhakti Luhur, aku tidak sabar memasuki kelas yang baru, seragam baru, guru-guru yang baru, teman teman yang baru serta pacar baru.
Aku menikmati kelas baruku dengan pelajaran Biology, haha sejak kecil aku memang suka pelajaran itu, tapi ada yang membuatku merasa NGEHH untuk belajar. Aku sekelas dengan musuh ku sejak kelas 3 SMP, Vicky bagaimana aku tidak menganggapnya musuh, waktu SMP dulu dia pernah menjahili aku dengan memasukkan kecoa sebenyak tiga ekor ke dalam bekal siangku, aku pun jadi tidak makan siang bukanya kenyang malah muntah. Sungguh menyebalkan sampai sekarang, ingin rasanya wajahnya ku celupkan ke tumpukan tikus putih liar.

Waktu belajar hari pertama telah selesai, kini saatnya aku beranjak pulang, tapi aku belum ingin pulang, teman baruku Viola mengajakku duduk di sekitar lapangan basket sekolahan, aku pun membeli makanan di kantin yang jaraknya hanya beberapa meter dari posisi awalku, tidak afdhol donk kalau nongkrong di suatu tempat tapi pengganjal perut tidak tersedia, akhirnya aku pergi sendirian di kantin, disana ada makanan favorit ku Beng Beng, hwaa betapa ingin nya hatiku untuk membelinya, yahh ternyata hanya tinggal satu bungkus, tapi ngak apa-apalah, TAPIIIII ketika tangan ku mau mengambil Beng Beng yang delicious itu, tiba-tiba tangan Vicky menerobos tangan ku yang sudah hampir tepat di depan makanan itu.
"Woii pelanggaran lalu lintas, gue yang pertama kali mau ambil ni makanan, loe langsung aja nyambar". Otakku langsung mendidih.
"Yee loe kan belum ngambil en belom jadi hak paten loe". Sambil memberikan icon cibirannya kepadaku.

Hati ku langsung saja mengamuk, lalu aku langsung merebuk Beng-beng itu dari tangan jahilnya, aku langsung beranjak pergi. *Upss belum bayar lagi, ahh malu, aku balik ke kantin itu dan membayarnya dengan muka merah layaknya tomat.
Ketika aku sudah kembali ke tempat semula, aku bercerita mengenai Vicky yang usil jahat kepadaku. Aku menceritakannya dengan penuh penghayatan, sampai-sampai Beng Beng yang aku makan coklatnya belepotan ke sekitar bibirku.

Beberapa hari kemudian, saat istirahat, aku ke kantin lagi membeli makanan, bisa dibilang Beng Beng lagi lah. Di bangku kantin aku melihat anak nyebelin sejagad raya (Vicky). Bukannya aku cemas atau takut, tapi malas saja mataku ini melihat kelakuan anehnya lagi. Aku perlahan membeli beberapa makanan, berharap dia tidak melihatku. Ketika aku hendak membayar, datang lagi deh anak itu, kali ini kelakuannya bukan menyebalkan, tapi tetap juga aneh, dia membayar semua jajanan aku, tumben banget Vicky baik.
"Eh ky tumben loe baik sama gue, nyesel ya ngerjain gue selama ini?". Tanya ku dengan wajah PD.
"Heran ya gue jadi baik, sekarang gue udah tobat Anata". Jawab nya sambil menyilangkan tangannya.
"Ohh gitu ya, mkasih". Jawabku dengan nada kurang sopan.

Saat aku hendak meninggalkan kantin, si mbak kantinnya memanggil aku . . .
"Dek, uang yang dikasih teman kamu uang ,mainan dek". Sambil melihat teteran gambar yang aneh di dalam uang lertas itu.
*PLAKKK malu gue, gue dikerjain lagi sama tuh bocah, daripadamalu gue langsung aja bayar makan dengan uang asli, dan langsung kabur.
Aku langsung pergi ke kelas dengan muka malu dan memerah, Viola menanyaiku dan aku  bercerita dihadapannya sambil melihat bangkunya itu. Pokonya dia menyebalkan lah. Tiap malam hari aku selalu memikirkan dia terus-menerus, yang kadang membuat mataku susah tidur, eiyss bukan jatuh cinta, ya bukan.

Setiap bertemu aku selalu iringin keisengannya, aku kini sudah muak dengan sikapnya itu. Beberapa kali aku sudah dikerjainya, hmm tepatnya sudah 21 kali, bodohnya aku. Di hari ini aku ingin langsung bertemu dengan dirinya untuk berbicara mengenai kelakuan aneh nya itu. Aku mau dia menghentikannya, ketika aku akan menghampirinya, aku melihat dia bersama seorang perempuan yang menurutku cantik dan gerak-geriknya lembut, seketika hatiku langsung terasa nyesek, kayak asma tapi bukan asma. Pokonya ngak suka lah liat mereka, atau cewek yang tadi apa jangan-jangan itu pacarnya Vicky. Niat untuk berbicara denganya surut. Lebih baik aku cari hari lain saja untuk berbicara dengannya.


Setiap hari setelah kejadian itu aku terus memikirkan Vicky dan cewek yang didektnya waktu itu, lama kelamaan,  kemudian baru aku sadari hatiku mulai jatuh cinta pada makhluk tuhan yang selalu menjahiliku. Cinta karena benci, pribahasa yang tepat juga. Kini Vicky tidak terlalu menjahiliku, malahan kini dia hanya memperhatikanku saja, aku merasa tidak enak hati. Tapi tetap, aku ingin mengatakan jangan menjahiliku lagi, tujuan ku mengatakan hal itu kini berbeda, yaitu agar aku tidak teringat selalu dengannya.

Semakin kulihat, sikap cowo jahil itu kini beubah 180 derajat!! Dia kini begitu sopan padaku, murah senyum pokoknya perfect dah. Dan aku semakin terjerumus cintanya.


Baik, hari ini tanggal 14 february aku mengatakan padanya jangan menjahiliku . . .
"Ky, gue mohon loe jangan pernah jahilin gue lagi, loe tau ngak sakit rasanya". Derngan wajah memohon mohon.
"Gue udah berubah Ata, gue janji ngak akan jahilin loe, kalo itu emang bikin loe sakit, eh btw sakit knapa ni???"
"Want to know aja". Ucapku sambil senyum sedikit.
"Oh ya, gue cuma mau bilang, kalo gue sayang sama loe". Vicky langsung lari dari hadapanku.

Aku heran, apa dia tau tentang perasaanku lalu dia menjahilku lagi, ahh itu tidak mungkin, dari mana dia tau. Karena penasaran aku langsung saja mencari dia, dan akhirnya aku mendapatinya dibawah ring basket sambil menunduk . . .
"Ky maksud loe tadi apa???"
"Ihh Ata, want to know aja". Menirukan gaya bahasa ku.

Ditengah pembicaraan itu, aku diam sebentar, aku merasakan kejanggalan, semua orang di sekitarku sepi, kelas sepi pokonya tidak berpenghuni. Hanya aku dan dia yang masih disana. Tapi aku biarkan saja, aku ingin mengetahui tentang suatu hal.
Aku lanjut dengan pembicaraanku yang terputus tadi.

"Loe udah janji ngak mainin gue, tapi kenapa sekarang loe lakuin lagi???". Sambi berteriak didepannya.
"Maksud loe, loe naksir gue ya". Sambil menatap mata kecil ku.
Aku diam sebentar "Au ah gelap".
"Oke gue mau jujur sama loe, sejak SMP gue udah suka sama loe, gue ngerjain loe itu cuma buat cari perhatian aja, tapi malah bukannya suka tapi loe benci ma gue, gue ulang lagi ya, gue suka sama loe, loe mau ngak jadi pendamping hati gue???" Sambil menatap dalam mataku kecilku.
"Loe serius???". Aku masih tidak percaya
"Serius, dua rius malahan".
"Hmm maaf ya kayaknya gue ngak bisa".

Aku mendengar suara kecil yang mengucapkan "Ciee, ehem ehemm" dan sebagainya. Mungkin itu hanya halusinasiku belaka.

"Kenapa loe masih benci sama gue???".
"Ya gue ngak bisa kalo ngak nerima cinta loe". Sambil tersenyum lebar.
"Jadi loe nerima gue?". Tanyanya mnasih tidak percaya.
"Hmm iya". Dengan suara kecil

Tiba-tiba semua orang keluar dari kelasnya masing-masing dan melemparkan kelopak-kelopak bunga mawar berwarna merah muda ke arah kami, lalu ada juga salah seorang sahabat Vicky yang mengabadikan kami dengan merekam semua kejadian tadi di bawah ring itu.

'Ta, gue mau bilang sekali lagi, loe mau kan jadi pacar gue". Kembali menatap dalam mataku dan menggengam erat tanganku, lalu memberika sebuah makanan favoritku Beng Beng.
"Iya Vicky gue mau jadi pacar loe". Teriakku ke semua orang.
"Cieee cieee". Suara yang kuanggap halui\sinasi tadi berubah nyata.


Akhirnya pada hari itu juga kami jadian, pada saat kenaikan kelas, kelas kami berbeda, walau terasa sedih tapi tidak apa-apalah, aku kini yang sering mengusili dia, setiap dia jajan di kantin membeli Beng Beng, aku selalu merebut makanan manis itu, hal itu terus kami lakukan sampai tamat SMA.

Kini aku sudah ada di perguruan tinggi, tetapi tetap cintaku bersama Vicky masih terjalin. Aku berharap dia akan menjadi pendamping hatiku begitu juga dengannya.

Lembar terakhir dari diaryku kututup bersama Vicky, dia tersenyum melihat isi diaryku yang begitu banyak kejadiannya. Terutama si Beng Beng, pemersatu cinta kami. Dan dia juga tertawa ketika melihat bungkusan Beng-beng yang diberikannya tertempel rapi di belakang diaryku. Di belakang bungkusnya kutulis, Saat kami bersatu, dunia terasa manis seperti coklat.

"Ohh jadi kamu begitu benci ya sama aku". Sambil memeluk diaryku.

Kami kini tidak memanggil loe gue, tapi aku dan kamu agar terlihat lebih gimanaaaa gitu.

"Dulu iya, sekarang berbalik arah, kini aku sudah cinta kamu".
"Cinta ku berawal dari sebungkus Beng Beng".



           With Love



      Nurhayatii Zaiinal ♥





Kamis, 09 Februari 2012

My Sweet Teddy Bear :3

────▓▓▓▓───▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓───▓▓▓▓ ──▓▓▒▒▒▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▒▒▒▓▓ ──▓▓▒▒▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▒▒▓▓ ───▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓ ─────▓▓▓▓▓███▓▓▓▓▓▓███▓▓▓▓▓▓▓ ... ────▓▓▓▓▓▓███▓▓▓▓▓▓███▓▓▓▓▓▓▓▓ ────▓▓▓▓▓▓▓▓▒▒▒███▒▒▒▓▓▓▓▓▓▓▓▓ ────▓▓▓▓▓▓▓▒▒▒▒███▒▒▒▒▓▓▓▓▓▓▓▓ ─────▓▓▓▓▓▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓▓▓▓▓▓▓ ───────▓▓▓▓▓▓▒▒▒▒▒▒▒▓▓▓▓▓▓▓▓ ─────▓▓▓░░░░░▓▓▓▓▓▓▓▓░░░░░▓ ─▓▓▓▓░░░░░░░░░░░▓▓░░░░░░░░░░▓ ▓▓▓▓▓░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░▓ ...▓▓▓▓▓▓▓░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░▓ ▓▓▓▓▓▓▓▓▓░░░░░░░░░░░░░░░░░░░░▓▓▓▓ ▓▓▓▓▓▓▓▓▓░░░░░░░░░░░░░░░░░░▓▓▓▓▓▓ ─▓▓▓▓▓▓▓░░░░░░░░░░░░░░░░░░░▓▓▓▓▓▓ ───▓▓▓▓▓░░░░░░░░░░░░░░░░░░░▓▓▓▓▓ ─────▓▓─▓░░░░░░░░░░░░░░░░░▓─▓▓ ──▓▓▓▓▓▓▓▓▓░░░░░░░░░░░░░▓▓▓▓▓▓▓ ─▓▓▒▒▒▒▒▒▓▓▓▓░░░░░░░░░▓▓▒▒▒▒▓▓▓ ▓▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓▓▓▓░░░░░▓▓▒▒▒▒▒▒▒▒▓▓ ▓▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓▓▓▓▓░▓▓▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓▓ ▓▓▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▒▒▒▒▒▒▒▒▓▓ ▓▓▓▒▒▒▒▒▒▒▒▓▓▓─────▓▓▓▓▒▒▒▒▒▒▓▓ ─▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓▓───────▓▓▓▓▓▓▓▓


TEDDY BEAR CUTE ..♥♥

Minggu, 05 Februari 2012

Haruskah Keyakinan Memisahkan Cinta Kita ??? ♥

 Seandainya kamu ditakdirkan tuhan untuk dititipkan rasa kepada seseorang yang berbeda keyakinan dengan kamu, akankah kamu akan menerimanya





Ryu baru saja selesai menunaikan shalat jum'at, disudut kejauhan tampaklah Katta yang sedang memegangi tas mungil hello kittynya, Katta hendak pulang bersama teman-temannya, disudut kejauhan itu pulalah Ryu berkata didalam hatinya.
"Ah seandainya saja, aku bisa mendekatinya aku pasti akan dengannya siap sholat ini"Gumamnya

Semua para jamaah mulai beranjak pergi, Ryu juga, dia berjalan menelusuri jalan setapak ke rumahnya, selama perjalanan dia hanya memikirkan satu nama yaitu Katta, seorang wanita katolik yang memiliki paras yang manis serta tutur bahasanya yang anggun, itu adalah salah satu daya pikat nya terhadap Ryu.

Sebenarnya Ryu sudah berteman baik dengan Katta sejak awal MOS SMA, ketika itu Katta terlambat datang MOS, dia hanya sendirian terkurung jeruji besi pagar sekolahan tapi untung Ryu juga terlambat, sehingga Katta tidak sendiri di luar jeruji itu, mereka berbincang kecil. Ya dari situlah pertemanan mereka sampai saat ini, kelas XI.

Mengungkapkan perasaan memang begitu sulit, apalagi jika sudah diungkapkan tapi kata yang terucap adalah "Maaf sepertinya aku tidak bisa" begitu pahit untuk menelan sepenggal kata itu. Itu hal yang ditakutkan Ryu apalagi mereka berbeda keyakinan, bukan masalah takut terpengaruh, tapi orang tua masing-masing tidak memberi restunya. Bukankah hidup lebih damai jika orang tua memberi kan restunya kepada anak ya???

Keesokannya disekolah, Ryu terlihat berbincang-bincang dengan Katta, beberapa pertanyaan pun dilontarkannya . . .
"Ta, seandainya tuhan menitipkan rasa ke kamu untuk mencintai seserang yang berbeda keyakinan dengan kamu, apa yang akan kamu lakukan??
"Aku akan melalui hari dengannya, melalui rintangan badai yang akan memisahkan dengannya". Ucap Katta dengan mata berbinar-binar.
"Jika orang tua mu tidak memberi restu kepada kamu gimana?".
"Aku aka mencoba meyakinkan mereka, bahwa ini pilihanku".
"Jika tetap tidak merestui gimana?".
"Aku pasrahkan saja, sebab restu mereka kan tempat aku hidup dan bernaung, Ryu".Katta menunduk lesu.
Rasa cinta juga dirasakan Katta, dia merasakan rasa aman dan getaran halus dihatinya dari Ryu, rasa itu bermula dari awal bertemunya mereka, rasa sayang Katta ke Ryu lebih lama dibanding Ryu ke Katta. Siapa yang akan tahu mengenai hati seseorang kecuali sang pencipta.

"Hari ini aku akan menyatakan perasaan cintaku kepada Katta, tekadku sudah bulat, resiko apapun akan kuterima, rasa ku sudah tidak bisa ditahan". Ucapnya didepan bayangannya sendiri saat becermin.
Tetapi rasa untuk mengungkapkannya kembali ia tarik pasalnya ia dihantui kalimat yang lewat ditelinganya "Aku takut jika tidak direstui oleh masing-masing orang tua" Uhhh Ryu begitu plin-plan.
Sementara Katta yang sudah berada disekolahan lebih pagi sedang membuka lembar diarynya, diary yang ia tulis tentang perasaanya terhadap Ryu.

Dear diary, ini adalah waktu pertama kalinya aku bertemu seseorangc ytang membuat hatiku merasa hawa yang lain, hawa cinta, ia yang menyelamatku pada saat ku sendirian diluar gerbang sekolah ketika MOS, ia bernama Ryu. Orangnya ceria, selalu bisa membuat ku tertawa, ketika hatiku takut tidak mengikuti MOS pertama di SMA, he's my hero ^^

Tiba-tiba . . .
"Haaa, lagi ngapain nih, wahhh baca diary ya???? bagi donk". Sambil merebut Diarynya Katta.
"Ihh apaan sih??? ngak boleh ini privasi". Katta menarik diarynya.
"Wahhhh pelit nihh, ahh ngak seru deh, liat ya". Ryu tetap saja menarik diary tersebut.
Sampai pada akhirnya diary Katta terjatuh, Ryu sempat membaca isi buku harian tersebut, kalimat yang sempat dibacanya adalah " ia yang menyelamatku pada saat ku sendirian diluar gerbang sekolah ketika MOS, ia bernama Ryu" tentunya hati Ryu pun berdebar, ia tidak menyangka kalau Katta juga mengaguminya juga.
"Ehem wahh ada yang ngefans sama aku nih, nama aku pake ditulis segala di diarynya". Ucapnya jahil.
"GR amat sih, salah baca kali tu".
"Salah baca ya? hmm liat lagi ya mungkin itu salah, aku mau pastiin itu nama siapa". Ucapnya bohong.
"Ngak bisa ini privasi Pri-Va-Si". Sambil memasukkan diarnya kembali ke dalam tas hello kittynya.

Ryu ngak mungkin salah baca, dia sudah meliat tulisan itu dengan pasti. Rasa takut untuk memulai hubungan dengan Katta kini dengan pasti ia tekad bulatkan, hingga seminggu kemudian setelah kejadian diary itu ia menyatakan perasaan terdalamnya sepulang sekolah . . .

Di kantin . . .
"Ta, beberapa waktu yang lalu kan kamu pernah ngomong seandainya kamu ditakdirkan tuhan untuk dititipkan rasa kepada seseorang yang berbeda keyakinan dengan kamu, akankah kamu akan menerimanya, jika orang yang ditunjuk tuhan itu adalah aku bagaimana???". Ucapnya gugup.
 "Tuhan menitipkan perasaannya ke setiap makhluknya tanpa memandang siapa kita". Ucapnya tersenyum. "Aku dulu pernah mengatakan bahwa aku akan menerimanya, kini aku akan menerima orang yang selalu mengisi hatiku sejak pertama bertemu, yaitu kamu". Wajah Katta memerah dengan rona yang manis.

Hanya derngan waktu sesingkat itu mereka sudah bersatu, setiap jum'at Katta menunggu Ryu selesai sholat jum'at, seusai sholat jum'at biasanya mereka berdua belajar bersama disekolahan.
"Ryu, wajah kamu begitu bercahaya setelah dibasahi air wudhu". Ucapnya tersenyum tipis.
"Haha, kamu ini bisa aja deh". Sambil tertawa.
"Ini kenyataan, aku berbicara berdasarkan fakta yang tertera, oh ya jadi belajar bareng kan???". Sambil mengeluarkan bukunya setiba di kantin".
"Jadi dong, kan aku udah janji".

Sepasang sejoli itupun belajar bersama, hingga pada saat pulang Katta ingin mengajaknya ke rumah nya untuk diperkenalkan . . .
Tok tok tok . . . Pintu tinggi besar diketuk pelan oleh Katta, pintu itupun terbuka . . .
"Katta, udah pulang ya, silahkan masuk".
Mereka berdua pun masuk.
"Katta, buatin teman kamu ini minuman". Ucap Mama Katta.
"Ya ma, ini bukan teman Katta, tapi pacarKatta lho". Suaranya terdengar dari dapur.

Sementara Katta didapur, Mama Katta dan Ryu bercerita mengenai hubungannya dengan Katta, tapi percakapa yang paling rumit diungkapkan adalah . . .
"Maaf sebelumnya tante, mungkin hal yang akn aku ungkapkan akan membuat tante marah atau tidak menerima, aku mempunyai keyakinan dengan agama Islam, sedangkan anak tante berbeda dengan keyakinan saya, saya benar benar tulus mencitainya tante". Ryu tertunduk lesu takut Mama Katta akan membuatnya berhenti mencintainya.
"Nak, jika kamu tulus mencintai anak tante, silahkan tidak apa-apa, asalkan kamu mau perhatian dengannya, bertanggung jawab dan tidak akan menyia-nyiakannya sebab, papa Katta sudah meninggal, dia buth sosok yang akan menjaga nya selain tante.
Ryu terkejut mendengar pernyataan Mama Katta, tidak disangka setengah restu orang tua telah diberi.
"Berarti tante merestui kami, terimkasih tante, saya akan  bersungguh-sungguh menjaga anak tante sampai kapanpun". Ryu bersemangat sekali mendengar pernyataan bahagia itu, Ryu memberi tahukan hal tersebut kepada Katta, wanita berparas manis itu tersenyum bahagia disepan orang yang disayangiya.

Tinggal menunggu restu dari orang tua Ryu. Minggu pagi, Ryu menunggu Katta dari luar gereja, setelah Katta terlihat dari pintu gereja ia langsung menghampiri Ryu . . .
"Hai, udah lama ya nunggu aku???" Tanya Katta.
"Ah ngak kok, 10 menit yang lalu aku baru nyampe disini, yuk langsung ke rumah aku, liat calon mertua". Goda Ryu.

Mereka berdua pun berangkat menaiki sepeda motor, keduanya terlihat mesra dan deg-deg an, seperti nano-nano.
Setibanya di rumah Ryu, setelah mereka masuk dan minuman sudah tersedia. Ryu memperkenalkan bahwa inilah pacarnya.
"Ma, pa, perkenalin ini Katta, pacar Ryu".Ucapnya terpenggal penggal.
"Pagi tante, perkenalkan nama ku Katta." Dengan suara yang anggun.
"Pagi juga nak, wah kamu manis ya, andai aja tante punya anak perempuan".
"Makasi tante".
"Ma, sebelumnya aku belum cerita kalau Katta ini berbeda dari kita, maksudnya keyakinannya berbeda dengan kita. Dia beragama Katolik ma, pa.". Ungkap Ryu.
"Mama setuju sja dengan hubungan kalian . . . Tiba-tiba pembicaraan Mama Ryu dipotong oleh papa Ryu . . .
"Kalo Om, tidak setuju pasalnya keykinan itu sangat penting". Papa Ryu menentang keduanya.
Katta hanya terdiam, air mukanya begitu sedih, Ryu juga ia ingin mengatakan sesuatu kepada Papanya tapi tertunda karena Papanya berbicara terlalu panjang lebar. Akhirnya kesempatan itu ada.
"Pa, tolong berikan kami restu, kami berdua sudah saling mencintai pa". Pinta Ryu.
"Bagaimana, papa bisa mengizinkan kalian jika keyakinan kalian berbeda". Papa Ryu tetap saja bersikeras.
Mama Ryu, hanya memperhatikan mereka dengan tatapan sedih, Wanita berumur sekitar 35 an itu seudah membela, tapi tetap tidak didengarkan. Haruskah keyakinan memisahkan cinta yang sudah bulat???
Akhirnya, karena keputusan Papa Ryu yang tidak setuju akhirnya mereka putus, betapa menyedihkannya cinta ketika harus dipisahkan, sepedih luka yang disayat, tapi tidak disembukan. Setelah mereka berpisah, pertemanan mereka terhalangi karena alasan Katta ingin melupakan Ryu, tidak dengan Ryu yag selalu ingin dekat dengan Katta. Terkadang setelah kehilangan cinta kita tidak mau mengungkit hal dengannya lagi, sejak kejadian itu kini Katta terlihat murung, sering jarang datang kesekolah, entah angin darimana yang datang, dia selalu sakit, sakit demam, maag karena jarang makan, bahkan tubuhnya terliat kurus. Seperti itukah penderitaan karena cinta???

Ryu tetap selalu mengirimkan pesan singkat kepada Katta . . .
"Andaikan badai menghadang bumi ini, rasa ku tak akan lenyap sekalipun terhadapmu, walaupun dewa langit mengirimkan petirnya ke daratan ini tetap saja rasak rinduku tidak akan hilang"
-Ryu-
"Jika samudera dalam memisahkan kita, sampai saat ini aku masih bisa bersamamu, jujur rasaku masi sama persis ketika ku jatuh hati padamu, sampai kapanpun"

-Katta-

Kini mereka sudah tamat di jenjang pendidikan SMA, mereka telah terpisah cinta lebih dari satu tiga tahun, kini mereka sudah berada di semester 6. Ryu kuliah di jurusan teknik elektro, sedangkan Katta berada pada jurusan kedokteran.

Saat mereka kan pergi mengunjungi SMA mereka dulu, mereka bertemu di bandara sebelum take off, dan kebetulan lainnya mereka sebangku di pesawat, mereka berbincang mengenai kehidupan mereka setelah tamat SMA.

"Katta, kabarnya kamu masuk jurusan kedokteran ya?". Tanya Ryu dengan tatapan saat bertemu pertama kali waktu SMA.
"Ya Ryu, alhamdulilah aku menempuh jurusan kedokteran???". Ucapnya bahagia.
"Alhamdulillah, lho ngomong alhamduillah itu kan pengucapan agama aku?". Tanya Ryu heran.
"Haha, Ryu sekarang aku sudah masuk Islam, aku mendapat hidayah pada saat semester 3, mama setuju saja aku masuk islam". Ucapnya sambil menertawai muka Ryu yang keheranan.
"Hmm kamu masih ingat ngak waktu kita bersatu dulu, itu masa terindah yang sulit aku lupakan"." Ucapnya sambil menatap mata Katta.
"Masih Ryu, memang itu masa yang sulit juga kulupakan, gara-gara masa itu aku menjomblo terus" Ucapnya tertawa. Cinta yang sebenarnya memang tidak akn terlupakan seumur hidup.
"Kalau masih, bagaimana kalau kita persatukan lagi???". Tanyanya bimbang.
"Ya jika kamu masih mampu memenuhi kriteria yang diinginkan mamaku,m perhatian , bertanggung jawab dan tidak akan menyia-nyiakanku, masi sanggup???". Tanya Katta menantang.
"Baik, sekali lagi ya. Ta, seandainya kamu ditakdirkan tuhan untuk dititipkan rasa kepada seseorang yang pernah mencintaimu dulu, maukah kamu menerimanya kembali???" Mengulang kalimat yang pernah ia katakan dengan sedikit perubahan. Tuhan menitipkan perasaannya ke setiap makhluknya tanpa memandang siapa kita". Ucapnya tersenyum manis. "Aku dulu pernah mengatakan bahwa aku akan menerimanya, kini aku akan menerima orang yang selalu mengisi hatiku sejak pertama bertemu, yaitu kamu Ryu". Mengulang kalimat yang hampir sama seperti jawabannya dulu.

Akhirnya meeka bersatu untuk yang kedua kalnya, mereka kembali meminta restu kepada Papa Ryu, dan ternyata restu pun diberkan kepadanya :)



          With Love




    Nurhayatii Zaiinal ♥



Sabtu, 04 Februari 2012

My Photograph


Beberapa hari yang lalu, aku beserta murid kelas ku mengadakan olahraga di atas ngarai (kalo ngak tahu di dekat Panorama Bukittinggi) setibanya disana aku merasakan atmosfer udara yang sejuk, mata ku bebas menatap kemana pun ini karna lapangannya luas. Aku baru pertama kali kesini, aktivitas pertama dalam olahraga tersebut kami mengelilingi lapangan itu sebanyak dua utara, rasa lelah tidak terasa karna aku tertawa bersama para temanku :) . . .
Aktivitas kedua atau inti olahraga kami adalah LEMPAR LEMBING, aku mencoba untuk melakukan olahraga ini tapi selalu gagal, maklum skill tidak ada . . .
Di waktu senggang, menunggu yang lainnya bersiap untuk mencoba lempar lembing, jiwa fotografi ku muncul,  aku memotret diriku bersama temanku Dian Khairunnisa, sepulang olahraga itu aku juga memotret tempat yang menurut ku sangat sedih jika tidak di abadikan.




Menatap dalam di sebuah kesunyian



 I call it with City Of Angel (haha judul cerpen saya)



 Senja terang menyelimuti kota Malaikat :)



 Kesibukan di sore hari



 Titik cerah diantara kegelapan



Ranah Minang ku :)



  Dua sejoli berpas''an (Maaf ya dea ma Gina, fotonya kebetulan ketemu ma dua anak juga sihh hehe ^^V)



Berjuta harapan bagai akar pohon



Satu gambar menjelaskan berjuta cerita, hal yang disukai fotografer tapi dibenci penulis. Ini ceritaku, versi ceritamu bagaimana ????
Bagi yang tinggal diluar Bukittinggi ayo kesini, udaranya sejuk dan dingin ...


           With Love 



      Nurhayatii Zaiinal ♥

Kamis, 02 Februari 2012

Inikah Permainan yang Kau Banggakan Itu ???

Kini kan kulupakan masa dimana kita pernah ada, takdirku bukan untuk takdirmu, biarkan aku bahagia sendiri . . .



Pagi ini aku menikmati menghirup udara berembun, beberapa puluh menit lagi aku akan berangkat ke sekolah, menerima ilmu yang bermanfaat dan melihat orang yang telah menarik hatiku ini, ohh begitu indah bagai sang pujangga membacakan puisi indahnya. Aku melamun sebentar, maaf maksudku selama 15 menit, lamunan kecil ku itu dihentikan dengan suara mamaku.
"Tyta, kamu udah sarapan belum???". Sambil mengetuk pintu.
"Belum ma, bentar lagi aku keluar".

Untung saja mama membangunkanku dari lamunan ini, kalau tidak aku bisa terlambat pergi ke sekolahan. Fiuuhhh. Setelah selesai sarapan aku langsung pergi ke tempat tujuanku, sesampainya disana aku melihat dia, hatiku berkecamuk rasa gugup, ahh tapi biarlah dia kan tidak tahu rasa terpendam ini.

Aku melihatnya lewat didepanku, bibirku tersenyum tipis. Aku pun beranjak ke kelasku. Kejadian tadi kucurahkan kepada sahabatku, Nami. Dia merespon ceritaku. Sahabat ada disaat kau membutuhkannya, carilah sahabat yang bertipe layaknya itu.
"Nami, tadi gue liat dia di depan gerbang, huaa dia cakep yahh". Canda ku pada Nami.
"Haha, oke deh buat kamu cakep, oh ya, tapi kamu tau ngak, dengar kabar dari murid kelas dia, kataya dia naksir kamu juga baru-baru ini. Selamat ya, nunggu ditembak".
"Haa serius?? ah aku kurang percaya, kita lihat yang faktanya". Ucapku dengan tampang serius.

Hari selanjutnya, aku berpapasan dengannya, dia yang kumaksud adalah Jaffar ya dia yang menarik hatiku selama ini, dia terlihat memberikan senyum indahnya kepadaku, menyapaku. Sungguh ini hal yang tidak pernah kuduga sebelumnya.

Hari demi hari, kami saling menyapa, bahkan berbicara dan tertawa. Kuhitung hari, kami PDKT hanya  membutuhkan waktu dalam jangka 2 minggu tapi kami memutuskan untuk bersatu. Secepat itukah cinta merasuki jiwaku??? Setelah aku menunggu ternyata tuhan memberikanku balasannya. Jangan pernah berprasangka dan menganggap tuhan itu tidak adil, karna sesunguhnya Tuhan pasti memberikan balasannya kepada setiap umatnya.

Hari-hari kulalui dengan bahagia, tapi itu hanya diawal saja!!! 5 hari keatas aku merasakan kejanggalan, itu terlihat jelas dia jarang sms aku, menelfon aku, bahkan berpapasan saja dia saja dia hanya mengucapkan kata "Hai" beda dari sebelumnya yang biasa dia ucapkan adalah "Hai Tyta, kamu ada kegitan ngak bla bla bla". Ahh aku benci hal ini, apa yang terjadi?? Berpalingkah dia dari ku???

Aku berusaha mencari informasi dari teman sekelasku sampai sahabat Jaffar sendiri, sampai pada akhirnya . . .
"Ki, kamu tau ngak kenapa Jaffar berubah ke aku akhir-akhir ini???" Tanyaku dengan wajah sedih.
"Hmmm aku ngak tau tuh knapa ". Dengan wajah bingung.
"Kayaknya kamu nyembunyiin seseuatu deh dari aku, coba katakan, aku butuh sebuah kejujuran". Aku mencoba menahan rasa pahit itu.
"
Tapi jangan bilang ke Jaffar atau siapapun ya". Sambil melirik kiri kanan.
"Iya iya, tenang aja deh".
Dengan air muka yang serius Kiki mengatakan hal yang sebenarnya kepadaku "Jadi gini, sebenarnya Jaffar itu jadi pacar kamu dengan tujuan tertentu, penyebabnya penyebab kesalahan ini dari kami sahabatnya Jaffar" Nada bicaranya terhenti.
"Gimana lanjutannya Ki???" Sungguh aku penasaran, hal apa yang akn di ungkap Kiki padaku.
"Kami membuat taruhan denganya Jaffar, jika dia bisa mendapatkan pacar selama jangka waktu 3 hari, aku dan sahabat dia yang lain akan mentraktir dia selama seminggu,, jika tidak berhasil dia harus datang kesekolah dengan baju yang aneh". Kiki terlihat bersalah "Maaf ya Ta, ini kesalahan yang fatal".

Aku hanya terdiam membisu, ucapan terakhir dari Kiki tidak kuhiraukan, aku berharap dia beranjak dar hadapanku, mukaku memerah ingin rasanya kuhancurkan tembok yang ada disampingku, begitu pedih terasa.
Akuy berniat mengampiri Jaffar, aku ingin memutusakan dia sebelum dia memutusakanku. Aku ingin berteriak di telinganya, agar dia tahu betapa perihnya hatiku saat ini, inikah pembalasan cintaku yang tulus ini, dunia ini begitu kejam :'(

Aku melihat dia di depan gerbang, sonyak saja kutarik dia menuju lapangan basket . . .
"Far, kamu tu kok tega banget ya sama aku, aku benar-benar sayang sama kamu, tapi kamu sia-sia in perasaanku". Suhu emosiku mulai naik.
"Apa maksud kamu Ttyta???" Dengan wajah polos.
"Halah, janga pura-pura bodoh kamu!!! kamu menjadi pacarku demi tujuan tertentu kan??? Kamu hanya menjadikanku bahan taruhamu". Aku mengepalkan tangan ku sekuat mungkin.
"Kamu tahu dari mana Ta??? Aku jadi begini karena hasutan sahabatku". Ucapnya pasrah.
"Akhirnya kamu mengaku juga, sedalam-dalamnya kamu mengubur bangkai bau busuknya akn tercium!!! Hooo hasutan sahabatmu ya?? Apakah itu seorang sahabat yang berani menjerumuskan mu ke dalam jurang kematian haa, begitu bodohnya dirimu???. Kini emosiku sudah mnecapai 10.000 derajat celcius.
"Maaf ya Ta, aku menyesal banget".
"Begitu entengnya kamu mengucapkan maaf padaku, hati ku sudah perih teriris dusta mu, inikah permainan yang kau banggakan itu???". Tanganku mulai melayang dipipinya, dan akhirnya aku menampar nya.
sambil memegang pipinya "Tyta, aku benar-benar menyesal"
"Huhh cuma kata itu yang bisa kamu ucapkan??? Ternyata kamu hanya mempermainkan perasaanku saja, pergi kamu dari hadapanku, Kini kan kulupakan masa dimana kita pernah ada, takdirku bukan untuk takdirmu, biarkan aku bahagia sendiri, ,paham??? Aku terdiam diri sendiri, aku tak pernah menyangka dia begitu teganya padaku, tampangnya berwajah manis dan baik. Ternyata tampang tidak menjamin isi hati seseorang.


Dia sudah beranjak pergi, "Maaf aku melupakanmu karna kejahatan anda sendiri". Ucapku dalam hati.
Disaat hatiku sudah kosong selama setahun, seseorang mengisi hatiku, pria itu bernama Reza, setelah aku teliti dengan sungguh-sunnguh dia benar nyata mencintaiku, kini yang kutemukan adalah kenyataan cinta sejati.
Kini aku sudah berada di kelas XII , itu menandakan bahwa sudah setahun aku bersatu bersama Reza, disaat aku akan beranjak menuju gerbang sekolah bersama Reza, aku melihat Jaffar menatap dalam diriku dari jarak yang jauh, Ohh masih ingatkah kau kejadian 2 tahun yang lalu??? Disaat kau menjadikanku seperti sebuah permainan???

Aku mendapat kabar bahwa, Jaffar kini benar nyata mencintaiku setelah kejadian itu dan da tidak bisa melupakanku , tapi aku tidak peduli lagi, dia sudah ku anggap sebagai kertas yang remuk, aku sudah memenuhi takdirku dengan Reza kini :)










*Jangan pernah kalian mempermainkan perasaan orang yang kalian cintai, setiap manusia diciptakan dengan segumpal. Jika dia sudah meninggalkanmu hanya penyesalan yang dpat diterima.




              With Love 




       ♥ Nurhayatii Zaiinal