Seandainya kamu ditakdirkan tuhan untuk dititipkan rasa kepada seseorang yang berbeda keyakinan dengan kamu, akankah kamu akan menerimanya
Ryu baru saja selesai menunaikan shalat jum'at, disudut kejauhan tampaklah Katta yang sedang memegangi tas mungil hello kittynya, Katta hendak pulang bersama teman-temannya, disudut kejauhan itu pulalah Ryu berkata didalam hatinya.
"Ah seandainya saja, aku bisa mendekatinya aku pasti akan dengannya siap sholat ini"Gumamnya
Semua para jamaah mulai beranjak pergi, Ryu juga, dia berjalan menelusuri jalan setapak ke rumahnya, selama perjalanan dia hanya memikirkan satu nama yaitu Katta, seorang wanita katolik yang memiliki paras yang manis serta tutur bahasanya yang anggun, itu adalah salah satu daya pikat nya terhadap Ryu.
Sebenarnya Ryu sudah berteman baik dengan Katta sejak awal MOS SMA, ketika itu Katta terlambat datang MOS, dia hanya sendirian terkurung jeruji besi pagar sekolahan tapi untung Ryu juga terlambat, sehingga Katta tidak sendiri di luar jeruji itu, mereka berbincang kecil. Ya dari situlah pertemanan mereka sampai saat ini, kelas XI.
Mengungkapkan perasaan memang begitu sulit, apalagi jika sudah diungkapkan tapi kata yang terucap adalah "Maaf sepertinya aku tidak bisa" begitu pahit untuk menelan sepenggal kata itu. Itu hal yang ditakutkan Ryu apalagi mereka berbeda keyakinan, bukan masalah takut terpengaruh, tapi orang tua masing-masing tidak memberi restunya.
Bukankah hidup lebih damai jika orang tua memberi kan restunya kepada anak ya???
Keesokannya disekolah, Ryu terlihat berbincang-bincang dengan Katta, beberapa pertanyaan pun dilontarkannya . . .
"Ta, seandainya tuhan menitipkan rasa ke kamu untuk mencintai seserang yang berbeda keyakinan dengan kamu, apa yang akan kamu lakukan??
"Aku akan melalui hari dengannya, melalui rintangan badai yang akan memisahkan dengannya". Ucap Katta dengan mata berbinar-binar.
"Jika orang tua mu tidak memberi restu kepada kamu gimana?".
"Aku aka mencoba meyakinkan mereka, bahwa ini pilihanku".
"Jika tetap tidak merestui gimana?".
"Aku pasrahkan saja, sebab restu mereka kan tempat aku hidup dan bernaung, Ryu".Katta menunduk lesu.
Rasa cinta juga dirasakan Katta, dia merasakan rasa aman dan getaran halus dihatinya dari Ryu, rasa itu bermula dari awal bertemunya mereka, rasa sayang Katta ke Ryu lebih lama dibanding Ryu ke Katta.
Siapa yang akan tahu mengenai hati seseorang kecuali sang pencipta.
"Hari ini aku akan menyatakan perasaan cintaku kepada Katta, tekadku sudah bulat, resiko apapun akan kuterima, rasa ku sudah tidak bisa ditahan". Ucapnya didepan bayangannya sendiri saat becermin.
Tetapi rasa untuk mengungkapkannya kembali ia tarik pasalnya ia dihantui kalimat yang lewat ditelinganya "Aku takut jika tidak direstui oleh masing-masing orang tua" Uhhh Ryu begitu plin-plan.
Sementara Katta yang sudah berada disekolahan lebih pagi sedang membuka lembar diarynya, diary yang ia tulis tentang perasaanya terhadap Ryu.
Dear diary, ini adalah waktu pertama kalinya aku bertemu seseorangc ytang membuat hatiku merasa hawa yang lain, hawa cinta, ia yang menyelamatku pada saat ku sendirian diluar gerbang sekolah ketika MOS, ia bernama Ryu. Orangnya ceria, selalu bisa membuat ku tertawa, ketika hatiku takut tidak mengikuti MOS pertama di SMA, he's my hero ^^
Tiba-tiba . . .
"Haaa, lagi ngapain nih, wahhh baca diary ya???? bagi donk". Sambil merebut Diarynya Katta.
"Ihh apaan sih??? ngak boleh ini privasi". Katta menarik diarynya.
"Wahhhh pelit nihh, ahh ngak seru deh, liat ya". Ryu tetap saja menarik diary tersebut.
Sampai pada akhirnya diary Katta terjatuh, Ryu sempat membaca isi buku harian tersebut, kalimat yang sempat dibacanya adalah "
ia yang menyelamatku pada saat ku sendirian diluar gerbang sekolah ketika MOS, ia bernama Ryu" tentunya hati Ryu pun berdebar, ia tidak menyangka kalau Katta juga mengaguminya juga
.
"Ehem wahh ada yang ngefans sama
aku nih, nama aku pake ditulis segala di diarynya". Ucapnya jahil.
"GR amat sih, salah baca kali tu".
"Salah baca ya? hmm liat lagi ya mungkin itu salah, aku mau pastiin itu nama siapa". Ucapnya bohong.
"Ngak bisa ini privasi Pri-Va-Si". Sambil memasukkan diarnya kembali ke dalam tas hello kittynya.
Ryu ngak mungkin salah baca, dia sudah meliat tulisan itu dengan pasti. Rasa takut untuk memulai hubungan dengan Katta kini dengan pasti ia tekad bulatkan, hingga seminggu kemudian setelah kejadian diary itu ia menyatakan perasaan terdalamnya sepulang sekolah . . .
Di kantin . . .
"Ta, beberapa waktu yang lalu kan kamu pernah ngomong seandainya kamu ditakdirkan tuhan untuk dititipkan rasa kepada seseorang yang berbeda keyakinan dengan kamu, akankah kamu akan menerimanya, jika orang yang ditunjuk tuhan itu adalah aku bagaimana???". Ucapnya gugup.
"
Tuhan menitipkan perasaannya ke setiap makhluknya tanpa memandang siapa kita". Ucapnya tersenyum. "Aku dulu pernah mengatakan bahwa aku akan menerimanya, kini aku akan menerima orang yang selalu mengisi hatiku sejak pertama bertemu, yaitu kamu". Wajah Katta memerah dengan rona yang manis.
Hanya derngan waktu sesingkat itu mereka sudah bersatu, setiap jum'at Katta menunggu Ryu selesai sholat jum'at, seusai sholat jum'at biasanya mereka berdua belajar bersama disekolahan.
"Ryu, wajah kamu begitu bercahaya setelah dibasahi air wudhu". Ucapnya tersenyum tipis.
"Haha, kamu ini bisa aja deh". Sambil tertawa.
"Ini kenyataan, aku berbicara berdasarkan fakta yang tertera, oh ya jadi belajar bareng kan???". Sambil mengeluarkan bukunya setiba di kantin".
"Jadi dong, kan aku udah janji".
Sepasang sejoli itupun belajar bersama, hingga pada saat pulang Katta ingin mengajaknya ke rumah nya untuk diperkenalkan . . .
Tok tok tok . . . Pintu tinggi besar diketuk pelan oleh Katta, pintu itupun terbuka . . .
"Katta, udah pulang ya, silahkan masuk".
Mereka berdua pun masuk.
"Katta, buatin teman kamu ini minuman". Ucap Mama Katta.
"Ya ma, ini bukan teman Katta, tapi pacarKatta lho". Suaranya terdengar dari dapur.
Sementara Katta didapur, Mama Katta dan Ryu bercerita mengenai hubungannya dengan Katta, tapi percakapa yang paling rumit diungkapkan adalah . . .
"Maaf sebelumnya tante, mungkin hal yang akn aku ungkapkan akan membuat tante marah atau tidak menerima, aku mempunyai keyakinan dengan agama Islam, sedangkan anak tante berbeda dengan keyakinan saya, saya benar benar tulus mencitainya tante". Ryu tertunduk lesu takut Mama Katta akan membuatnya berhenti mencintainya.
"Nak, jika kamu tulus mencintai anak tante, silahkan tidak apa-apa, asalkan kamu mau perhatian dengannya, bertanggung jawab dan tidak akan menyia-nyiakannya sebab, papa Katta sudah meninggal, dia buth sosok yang akan menjaga nya selain tante.
Ryu terkejut mendengar pernyataan Mama Katta, tidak disangka setengah restu orang tua telah diberi.
"Berarti tante merestui kami, terimkasih tante, saya akan bersungguh-sungguh menjaga anak tante sampai kapanpun". Ryu bersemangat sekali mendengar pernyataan bahagia itu, Ryu memberi tahukan hal tersebut kepada Katta, wanita berparas manis itu tersenyum bahagia disepan orang yang disayangiya.
Tinggal menunggu restu dari orang tua Ryu. Minggu pagi, Ryu menunggu Katta dari luar gereja, setelah Katta terlihat dari pintu gereja ia langsung menghampiri Ryu . . .
"Hai, udah lama ya nunggu aku???" Tanya Katta.
"Ah ngak kok, 10 menit yang lalu aku baru nyampe disini, yuk langsung ke rumah aku, liat calon mertua". Goda Ryu.
Mereka berdua pun berangkat menaiki sepeda motor, keduanya terlihat mesra dan deg-deg an, seperti nano-nano.
Setibanya di rumah Ryu, setelah mereka masuk dan minuman sudah tersedia. Ryu memperkenalkan bahwa inilah pacarnya.
"Ma, pa, perkenalin ini Katta, pacar Ryu".Ucapnya terpenggal penggal.
"Pagi tante, perkenalkan nama ku Katta." Dengan suara yang anggun.
"Pagi juga nak, wah kamu manis ya, andai aja tante punya anak perempuan".
"Makasi tante".
"Ma, sebelumnya aku belum cerita kalau Katta ini berbeda dari kita, maksudnya keyakinannya berbeda dengan kita. Dia beragama Katolik ma, pa.". Ungkap Ryu.
"Mama setuju sja dengan hubungan kalian . . . Tiba-tiba pembicaraan Mama Ryu dipotong oleh papa Ryu . . .
"Kalo Om, tidak setuju pasalnya keykinan itu sangat penting". Papa Ryu menentang keduanya.
Katta hanya terdiam, air mukanya begitu sedih, Ryu juga ia ingin mengatakan sesuatu kepada Papanya tapi tertunda karena Papanya berbicara terlalu panjang lebar. Akhirnya kesempatan itu ada.
"Pa, tolong berikan kami restu, kami berdua sudah saling mencintai pa". Pinta Ryu.
"Bagaimana, papa bisa mengizinkan kalian jika keyakinan kalian berbeda". Papa Ryu tetap saja bersikeras.
Mama Ryu, hanya memperhatikan mereka dengan tatapan sedih, Wanita berumur sekitar 35 an itu seudah membela, tapi tetap tidak didengarkan.
Haruskah keyakinan memisahkan cinta yang sudah bulat???
Akhirnya, karena keputusan Papa Ryu yang tidak setuju akhirnya mereka putus,
betapa menyedihkannya cinta ketika harus dipisahkan, sepedih luka yang disayat, tapi tidak disembukan. Setelah mereka berpisah, pertemanan mereka terhalangi karena alasan Katta ingin melupakan Ryu, tidak dengan Ryu yag selalu ingin dekat dengan Katta.
Terkadang setelah kehilangan cinta kita tidak mau mengungkit hal dengannya lagi, sejak kejadian itu kini Katta terlihat murung, sering jarang datang kesekolah, entah angin darimana yang datang, dia selalu sakit, sakit demam, maag karena jarang makan, bahkan tubuhnya terliat kurus.
Seperti itukah penderitaan karena cinta???
Ryu tetap selalu mengirimkan pesan singkat kepada Katta . . .
"Andaikan badai menghadang bumi ini, rasa ku tak akan lenyap sekalipun terhadapmu, walaupun dewa langit mengirimkan petirnya ke daratan ini tetap saja rasak rinduku tidak akan hilang"
-Ryu-
"Jika samudera dalam memisahkan kita, sampai saat ini aku masih bisa bersamamu, jujur rasaku masi sama persis ketika ku jatuh hati padamu, sampai kapanpun"
-Katta-
Kini mereka sudah tamat di jenjang pendidikan SMA, mereka telah terpisah cinta lebih dari satu tiga tahun, kini mereka sudah berada di semester 6. Ryu kuliah di jurusan teknik elektro, sedangkan Katta berada pada jurusan kedokteran.
Saat mereka kan pergi mengunjungi SMA mereka dulu, mereka bertemu di bandara sebelum take off, dan kebetulan lainnya mereka sebangku di pesawat, mereka berbincang mengenai kehidupan mereka setelah tamat SMA.
"Katta, kabarnya kamu masuk jurusan kedokteran ya?". Tanya Ryu dengan tatapan saat bertemu pertama kali waktu SMA.
"Ya Ryu, alhamdulilah aku menempuh jurusan kedokteran???". Ucapnya bahagia.
"Alhamdulillah, lho ngomong alhamduillah itu kan pengucapan agama aku?". Tanya Ryu heran.
"Haha, Ryu sekarang aku sudah masuk Islam, aku mendapat hidayah pada saat semester 3, mama setuju saja aku masuk islam". Ucapnya sambil menertawai muka Ryu yang keheranan.
"Hmm kamu masih ingat ngak waktu kita bersatu dulu, itu masa terindah yang sulit aku lupakan"." Ucapnya sambil menatap mata Katta.
"Masih Ryu, memang itu masa yang sulit juga kulupakan, gara-gara masa itu aku menjomblo terus" Ucapnya tertawa.
Cinta yang sebenarnya memang tidak akn terlupakan seumur hidup.
"Kalau masih, bagaimana kalau kita persatukan lagi???". Tanyanya bimbang.
"Ya jika kamu masih mampu memenuhi kriteria yang diinginkan mamaku,m perhatian , bertanggung jawab dan tidak akan menyia-nyiakanku, masi sanggup???". Tanya Katta menantang.
"Baik, sekali lagi ya. Ta, seandainya kamu ditakdirkan tuhan untuk dititipkan rasa kepada seseorang yang pernah mencintaimu dulu, maukah kamu menerimanya kembali???" Mengulang kalimat yang pernah ia katakan dengan sedikit perubahan
. Tuhan menitipkan perasaannya ke setiap makhluknya tanpa memandang siapa kita". Ucapnya tersenyum manis. "Aku dulu pernah mengatakan bahwa aku akan menerimanya, kini aku akan menerima orang yang selalu mengisi hatiku sejak pertama bertemu, yaitu kamu Ryu". Mengulang kalimat yang hampir sama seperti jawabannya dulu.
Akhirnya meeka bersatu untuk yang kedua kalnya, mereka kembali meminta restu kepada Papa Ryu, dan ternyata restu pun diberkan kepadanya :)
With Love
Nurhayatii Zaiinal ♥