Lembaran kertas diary ku kubuka perlahan, baru baru ini sejak SMA ini aku menulis cerita hidupku di dalam catatan penting ini. Aku merasa kejadian-kejadian di SMA ini adalah hal yang sangat berharga jika dilewatkan Setiap helainya aku selalu tersenyum kecil, hal aneh lucu menyebalkan tersalin rapi didini. Baik kali ini karena aku sedang berbaik hati akan kuceritakan kepada kalian :)
Matahari menyinarkan semangat paginya, memberiku seterik pencerahaanya di pagi ini. Pagi setelah memakan nasi goreng buatan sang chef terhebat ku Mama, aku akan berangkat ke sekolah baruku yakni SMA Bhakti Luhur, aku tidak sabar memasuki kelas yang baru, seragam baru, guru-guru yang baru, teman teman yang baru serta pacar baru.
Aku menikmati kelas baruku dengan pelajaran Biology, haha sejak kecil aku memang suka pelajaran itu, tapi ada yang membuatku merasa NGEHH untuk belajar. Aku sekelas dengan musuh ku sejak kelas 3 SMP, Vicky bagaimana aku tidak menganggapnya musuh, waktu SMP dulu dia pernah menjahili aku dengan memasukkan kecoa sebenyak tiga ekor ke dalam bekal siangku, aku pun jadi tidak makan siang bukanya kenyang malah muntah. Sungguh menyebalkan sampai sekarang, ingin rasanya wajahnya ku celupkan ke tumpukan tikus putih liar.
Waktu belajar hari pertama telah selesai, kini saatnya aku beranjak pulang, tapi aku belum ingin pulang, teman baruku Viola mengajakku duduk di sekitar lapangan basket sekolahan, aku pun membeli makanan di kantin yang jaraknya hanya beberapa meter dari posisi awalku, tidak afdhol donk kalau nongkrong di suatu tempat tapi pengganjal perut tidak tersedia, akhirnya aku pergi sendirian di kantin, disana ada makanan favorit ku Beng Beng, hwaa betapa ingin nya hatiku untuk membelinya, yahh ternyata hanya tinggal satu bungkus, tapi ngak apa-apalah, TAPIIIII ketika tangan ku mau mengambil Beng Beng yang delicious itu, tiba-tiba tangan Vicky menerobos tangan ku yang sudah hampir tepat di depan makanan itu.
"Woii pelanggaran lalu lintas, gue yang pertama kali mau ambil ni makanan, loe langsung aja nyambar". Otakku langsung mendidih.
"Yee loe kan belum ngambil en belom jadi hak paten loe". Sambil memberikan icon cibirannya kepadaku.
Hati ku langsung saja mengamuk, lalu aku langsung merebuk Beng-beng itu dari tangan jahilnya, aku langsung beranjak pergi. *Upss belum bayar lagi, ahh malu, aku balik ke kantin itu dan membayarnya dengan muka merah layaknya tomat.
Ketika aku sudah kembali ke tempat semula, aku bercerita mengenai Vicky yang usil jahat kepadaku. Aku menceritakannya dengan penuh penghayatan, sampai-sampai Beng Beng yang aku makan coklatnya belepotan ke sekitar bibirku.
Beberapa hari kemudian, saat istirahat, aku ke kantin lagi membeli makanan, bisa dibilang Beng Beng lagi lah. Di bangku kantin aku melihat anak nyebelin sejagad raya (Vicky). Bukannya aku cemas atau takut, tapi malas saja mataku ini melihat kelakuan anehnya lagi. Aku perlahan membeli beberapa makanan, berharap dia tidak melihatku. Ketika aku hendak membayar, datang lagi deh anak itu, kali ini kelakuannya bukan menyebalkan, tapi tetap juga aneh, dia membayar semua jajanan aku, tumben banget Vicky baik.
"Eh ky tumben loe baik sama gue, nyesel ya ngerjain gue selama ini?". Tanya ku dengan wajah PD.
"Heran ya gue jadi baik, sekarang gue udah tobat Anata". Jawab nya sambil menyilangkan tangannya.
"Ohh gitu ya, mkasih". Jawabku dengan nada kurang sopan.
Saat aku hendak meninggalkan kantin, si mbak kantinnya memanggil aku . . .
"Dek, uang yang dikasih teman kamu uang ,mainan dek". Sambil melihat teteran gambar yang aneh di dalam uang lertas itu.
*PLAKKK malu gue, gue dikerjain lagi sama tuh bocah, daripadamalu gue langsung aja bayar makan dengan uang asli, dan langsung kabur.
Aku langsung pergi ke kelas dengan muka malu dan memerah, Viola menanyaiku dan aku bercerita dihadapannya sambil melihat bangkunya itu. Pokonya dia menyebalkan lah. Tiap malam hari aku selalu memikirkan dia terus-menerus, yang kadang membuat mataku susah tidur, eiyss bukan jatuh cinta, ya bukan.
Setiap bertemu aku selalu iringin keisengannya, aku kini sudah muak dengan sikapnya itu. Beberapa kali aku sudah dikerjainya, hmm tepatnya sudah 21 kali, bodohnya aku. Di hari ini aku ingin langsung bertemu dengan dirinya untuk berbicara mengenai kelakuan aneh nya itu. Aku mau dia menghentikannya, ketika aku akan menghampirinya, aku melihat dia bersama seorang perempuan yang menurutku cantik dan gerak-geriknya lembut, seketika hatiku langsung terasa nyesek, kayak asma tapi bukan asma. Pokonya ngak suka lah liat mereka, atau cewek yang tadi apa jangan-jangan itu pacarnya Vicky. Niat untuk berbicara denganya surut. Lebih baik aku cari hari lain saja untuk berbicara dengannya.
Setiap hari setelah kejadian itu aku terus memikirkan Vicky dan cewek yang didektnya waktu itu, lama kelamaan, kemudian baru aku sadari hatiku mulai jatuh cinta pada makhluk tuhan yang selalu menjahiliku. Cinta karena benci, pribahasa yang tepat juga. Kini Vicky tidak terlalu menjahiliku, malahan kini dia hanya memperhatikanku saja, aku merasa tidak enak hati. Tapi tetap, aku ingin mengatakan jangan menjahiliku lagi, tujuan ku mengatakan hal itu kini berbeda, yaitu agar aku tidak teringat selalu dengannya.
Semakin kulihat, sikap cowo jahil itu kini beubah 180 derajat!! Dia kini begitu sopan padaku, murah senyum pokoknya perfect dah. Dan aku semakin terjerumus cintanya.
Baik, hari ini tanggal 14 february aku mengatakan padanya jangan menjahiliku . . .
"Ky, gue mohon loe jangan pernah jahilin gue lagi, loe tau ngak sakit rasanya". Derngan wajah memohon mohon.
"Gue udah berubah Ata, gue janji ngak akan jahilin loe, kalo itu emang bikin loe sakit, eh btw sakit knapa ni???"
"Want to know aja". Ucapku sambil senyum sedikit.
"Oh ya, gue cuma mau bilang, kalo gue sayang sama loe". Vicky langsung lari dari hadapanku.
Aku heran, apa dia tau tentang perasaanku lalu dia menjahilku lagi, ahh itu tidak mungkin, dari mana dia tau. Karena penasaran aku langsung saja mencari dia, dan akhirnya aku mendapatinya dibawah ring basket sambil menunduk . . .
"Ky maksud loe tadi apa???"
"Ihh Ata, want to know aja". Menirukan gaya bahasa ku.
Ditengah pembicaraan itu, aku diam sebentar, aku merasakan kejanggalan, semua orang di sekitarku sepi, kelas sepi pokonya tidak berpenghuni. Hanya aku dan dia yang masih disana. Tapi aku biarkan saja, aku ingin mengetahui tentang suatu hal.
Aku lanjut dengan pembicaraanku yang terputus tadi.
"Loe udah janji ngak mainin gue, tapi kenapa sekarang loe lakuin lagi???". Sambi berteriak didepannya.
"Maksud loe, loe naksir gue ya". Sambil menatap mata kecil ku.
Aku diam sebentar "Au ah gelap".
"Oke gue mau jujur sama loe, sejak SMP gue udah suka sama loe, gue ngerjain loe itu cuma buat cari perhatian aja, tapi malah bukannya suka tapi loe benci ma gue, gue ulang lagi ya, gue suka sama loe, loe mau ngak jadi pendamping hati gue???" Sambil menatap dalam mataku kecilku.
"Loe serius???". Aku masih tidak percaya
"Serius, dua rius malahan".
"Hmm maaf ya kayaknya gue ngak bisa".
Aku mendengar suara kecil yang mengucapkan "Ciee, ehem ehemm" dan sebagainya. Mungkin itu hanya halusinasiku belaka.
"Kenapa loe masih benci sama gue???".
"Ya gue ngak bisa kalo ngak nerima cinta loe". Sambil tersenyum lebar.
"Jadi loe nerima gue?". Tanyanya mnasih tidak percaya.
"Hmm iya". Dengan suara kecil
Tiba-tiba semua orang keluar dari kelasnya masing-masing dan melemparkan kelopak-kelopak bunga mawar berwarna merah muda ke arah kami, lalu ada juga salah seorang sahabat Vicky yang mengabadikan kami dengan merekam semua kejadian tadi di bawah ring itu.
'Ta, gue mau bilang sekali lagi, loe mau kan jadi pacar gue". Kembali menatap dalam mataku dan menggengam erat tanganku, lalu memberika sebuah makanan favoritku Beng Beng.
"Iya Vicky gue mau jadi pacar loe". Teriakku ke semua orang.
"Cieee cieee". Suara yang kuanggap halui\sinasi tadi berubah nyata.
Akhirnya pada hari itu juga kami jadian, pada saat kenaikan kelas, kelas kami berbeda, walau terasa sedih tapi tidak apa-apalah, aku kini yang sering mengusili dia, setiap dia jajan di kantin membeli Beng Beng, aku selalu merebut makanan manis itu, hal itu terus kami lakukan sampai tamat SMA.
Kini aku sudah ada di perguruan tinggi, tetapi tetap cintaku bersama Vicky masih terjalin. Aku berharap dia akan menjadi pendamping hatiku begitu juga dengannya.
Lembar terakhir dari diaryku kututup bersama Vicky, dia tersenyum melihat isi diaryku yang begitu banyak kejadiannya. Terutama si Beng Beng, pemersatu cinta kami. Dan dia juga tertawa ketika melihat bungkusan Beng-beng yang diberikannya tertempel rapi di belakang diaryku. Di belakang bungkusnya kutulis, Saat kami bersatu, dunia terasa manis seperti coklat.
"Ohh jadi kamu begitu benci ya sama aku". Sambil memeluk diaryku.
Kami kini tidak memanggil loe gue, tapi aku dan kamu agar terlihat lebih gimanaaaa gitu.
"Dulu iya, sekarang berbalik arah, kini aku sudah cinta kamu".
"Cinta ku berawal dari sebungkus Beng Beng".
With Love
Nurhayatii Zaiinal ♥
Matahari menyinarkan semangat paginya, memberiku seterik pencerahaanya di pagi ini. Pagi setelah memakan nasi goreng buatan sang chef terhebat ku Mama, aku akan berangkat ke sekolah baruku yakni SMA Bhakti Luhur, aku tidak sabar memasuki kelas yang baru, seragam baru, guru-guru yang baru, teman teman yang baru s
Aku menikmati kelas baruku dengan pelajaran Biology, haha sejak kecil aku memang suka pelajaran itu, tapi ada yang membuatku merasa NGEHH untuk belajar. Aku sekelas dengan musuh ku sejak kelas 3 SMP, Vicky bagaimana aku tidak menganggapnya musuh, waktu SMP dulu dia pernah menjahili aku dengan memasukkan kecoa sebenyak tiga ekor ke dalam bekal siangku, aku pun jadi tidak makan siang bukanya kenyang malah muntah. Sungguh menyebalkan sampai sekarang, ingin rasanya wajahnya ku celupkan ke tumpukan tikus putih liar.
Waktu belajar hari pertama telah selesai, kini saatnya aku beranjak pulang, tapi aku belum ingin pulang, teman baruku Viola mengajakku duduk di sekitar lapangan basket sekolahan, aku pun membeli makanan di kantin yang jaraknya hanya beberapa meter dari posisi awalku, tidak afdhol donk kalau nongkrong di suatu tempat tapi pengganjal perut tidak tersedia, akhirnya aku pergi sendirian di kantin, disana ada makanan favorit ku Beng Beng, hwaa betapa ingin nya hatiku untuk membelinya, yahh ternyata hanya tinggal satu bungkus, tapi ngak apa-apalah, TAPIIIII ketika tangan ku mau mengambil Beng Beng yang delicious itu, tiba-tiba tangan Vicky menerobos tangan ku yang sudah hampir tepat di depan makanan itu.
"Woii pelanggaran lalu lintas, gue yang pertama kali mau ambil ni makanan, loe langsung aja nyambar". Otakku langsung mendidih.
"Yee loe kan belum ngambil en belom jadi hak paten loe". Sambil memberikan icon cibirannya kepadaku.
Hati ku langsung saja mengamuk, lalu aku langsung merebuk Beng-beng itu dari tangan jahilnya, aku langsung beranjak pergi. *Upss belum bayar lagi, ahh malu, aku balik ke kantin itu dan membayarnya dengan muka merah layaknya tomat.
Ketika aku sudah kembali ke tempat semula, aku bercerita mengenai Vicky yang usil jahat kepadaku. Aku menceritakannya dengan penuh penghayatan, sampai-sampai Beng Beng yang aku makan coklatnya belepotan ke sekitar bibirku.
Beberapa hari kemudian, saat istirahat, aku ke kantin lagi membeli makanan, bisa dibilang Beng Beng lagi lah. Di bangku kantin aku melihat anak nyebelin sejagad raya (Vicky). Bukannya aku cemas atau takut, tapi malas saja mataku ini melihat kelakuan anehnya lagi. Aku perlahan membeli beberapa makanan, berharap dia tidak melihatku. Ketika aku hendak membayar, datang lagi deh anak itu, kali ini kelakuannya bukan menyebalkan, tapi tetap juga aneh, dia membayar semua jajanan aku, tumben banget Vicky baik.
"Eh ky tumben loe baik sama gue, nyesel ya ngerjain gue selama ini?". Tanya ku dengan wajah PD.
"Heran ya gue jadi baik, sekarang gue udah tobat Anata". Jawab nya sambil menyilangkan tangannya.
"Ohh gitu ya, mkasih". Jawabku dengan nada kurang sopan.
Saat aku hendak meninggalkan kantin, si mbak kantinnya memanggil aku . . .
"Dek, uang yang dikasih teman kamu uang ,mainan dek". Sambil melihat teteran gambar yang aneh di dalam uang lertas itu.
*PLAKKK malu gue, gue dikerjain lagi sama tuh bocah, daripadamalu gue langsung aja bayar makan dengan uang asli, dan langsung kabur.
Aku langsung pergi ke kelas dengan muka malu dan memerah, Viola menanyaiku dan aku bercerita dihadapannya sambil melihat bangkunya itu. Pokonya dia menyebalkan lah. Tiap malam hari aku selalu memikirkan dia terus-menerus, yang kadang membuat mataku susah tidur, eiyss bukan jatuh cinta, ya bukan.
Setiap bertemu aku selalu iringin keisengannya, aku kini sudah muak dengan sikapnya itu. Beberapa kali aku sudah dikerjainya, hmm tepatnya sudah 21 kali, bodohnya aku. Di hari ini aku ingin langsung bertemu dengan dirinya untuk berbicara mengenai kelakuan aneh nya itu. Aku mau dia menghentikannya, ketika aku akan menghampirinya, aku melihat dia bersama seorang perempuan yang menurutku cantik dan gerak-geriknya lembut, seketika hatiku langsung terasa nyesek, kayak asma tapi bukan asma. Pokonya ngak suka lah liat mereka, atau cewek yang tadi apa jangan-jangan itu pacarnya Vicky. Niat untuk berbicara denganya surut. Lebih baik aku cari hari lain saja untuk berbicara dengannya.
Setiap hari setelah kejadian itu aku terus memikirkan Vicky dan cewek yang didektnya waktu itu, lama kelamaan, kemudian baru aku sadari hatiku mulai jatuh cinta pada makhluk tuhan yang selalu menjahiliku. Cinta karena benci, pribahasa yang tepat juga. Kini Vicky tidak terlalu menjahiliku, malahan kini dia hanya memperhatikanku saja, aku merasa tidak enak hati. Tapi tetap, aku ingin mengatakan jangan menjahiliku lagi, tujuan ku mengatakan hal itu kini berbeda, yaitu agar aku tidak teringat selalu dengannya.
Semakin kulihat, sikap cowo jahil itu kini beubah 180 derajat!! Dia kini begitu sopan padaku, murah senyum pokoknya perfect dah. Dan aku semakin terjerumus cintanya.
Baik, hari ini tanggal 14 february aku mengatakan padanya jangan menjahiliku . . .
"Ky, gue mohon loe jangan pernah jahilin gue lagi, loe tau ngak sakit rasanya". Derngan wajah memohon mohon.
"Gue udah berubah Ata, gue janji ngak akan jahilin loe, kalo itu emang bikin loe sakit, eh btw sakit knapa ni???"
"Want to know aja". Ucapku sambil senyum sedikit.
"Oh ya, gue cuma mau bilang, kalo gue sayang sama loe". Vicky langsung lari dari hadapanku.
Aku heran, apa dia tau tentang perasaanku lalu dia menjahilku lagi, ahh itu tidak mungkin, dari mana dia tau. Karena penasaran aku langsung saja mencari dia, dan akhirnya aku mendapatinya dibawah ring basket sambil menunduk . . .
"Ky maksud loe tadi apa???"
"Ihh Ata, want to know aja". Menirukan gaya bahasa ku.
Ditengah pembicaraan itu, aku diam sebentar, aku merasakan kejanggalan, semua orang di sekitarku sepi, kelas sepi pokonya tidak berpenghuni. Hanya aku dan dia yang masih disana. Tapi aku biarkan saja, aku ingin mengetahui tentang suatu hal.
Aku lanjut dengan pembicaraanku yang terputus tadi.
"Loe udah janji ngak mainin gue, tapi kenapa sekarang loe lakuin lagi???". Sambi berteriak didepannya.
"Maksud loe, loe naksir gue ya". Sambil menatap mata kecil ku.
Aku diam sebentar "Au ah gelap".
"Oke gue mau jujur sama loe, sejak SMP gue udah suka sama loe, gue ngerjain loe itu cuma buat cari perhatian aja, tapi malah bukannya suka tapi loe benci ma gue, gue ulang lagi ya, gue suka sama loe, loe mau ngak jadi pendamping hati gue???" Sambil menatap dalam mataku kecilku.
"Loe serius???". Aku masih tidak percaya
"Serius, dua rius malahan".
"Hmm maaf ya kayaknya gue ngak bisa".
Aku mendengar suara kecil yang mengucapkan "Ciee, ehem ehemm" dan sebagainya. Mungkin itu hanya halusinasiku belaka.
"Kenapa loe masih benci sama gue???".
"Ya gue ngak bisa kalo ngak nerima cinta loe". Sambil tersenyum lebar.
"Jadi loe nerima gue?". Tanyanya mnasih tidak percaya.
"Hmm iya". Dengan suara kecil
Tiba-tiba semua orang keluar dari kelasnya masing-masing dan melemparkan kelopak-kelopak bunga mawar berwarna merah muda ke arah kami, lalu ada juga salah seorang sahabat Vicky yang mengabadikan kami dengan merekam semua kejadian tadi di bawah ring itu.
'Ta, gue mau bilang sekali lagi, loe mau kan jadi pacar gue". Kembali menatap dalam mataku dan menggengam erat tanganku, lalu memberika sebuah makanan favoritku Beng Beng.
"Iya Vicky gue mau jadi pacar loe". Teriakku ke semua orang.
"Cieee cieee". Suara yang kuanggap halui\sinasi tadi berubah nyata.
Akhirnya pada hari itu juga kami jadian, pada saat kenaikan kelas, kelas kami berbeda, walau terasa sedih tapi tidak apa-apalah, aku kini yang sering mengusili dia, setiap dia jajan di kantin membeli Beng Beng, aku selalu merebut makanan manis itu, hal itu terus kami lakukan sampai tamat SMA.
Kini aku sudah ada di perguruan tinggi, tetapi tetap cintaku bersama Vicky masih terjalin. Aku berharap dia akan menjadi pendamping hatiku begitu juga dengannya.
Lembar terakhir dari diaryku kututup bersama Vicky, dia tersenyum melihat isi diaryku yang begitu banyak kejadiannya. Terutama si Beng Beng, pemersatu cinta kami. Dan dia juga tertawa ketika melihat bungkusan Beng-beng yang diberikannya tertempel rapi di belakang diaryku. Di belakang bungkusnya kutulis, Saat kami bersatu, dunia terasa manis seperti coklat.
"Ohh jadi kamu begitu benci ya sama aku". Sambil memeluk diaryku.
Kami kini tidak memanggil loe gue, tapi aku dan kamu agar terlihat lebih gimanaaaa gitu.
"Dulu iya, sekarang berbalik arah, kini aku sudah cinta kamu".
"Cinta ku berawal dari sebungkus Beng Beng".
With Love
Nurhayatii Zaiinal ♥
Sesi menariknya cuma vicky yang suka ama cewe' lalu dia berbuat usil. Judul, ama ceritanya kurang pas. Ku kira pas beli beng-beng sama2 megang beng-beng yg sama lalu saling tatapan dan kenalan dan take off.
BalasHapushahaha ,, mantap cii ... :)
BalasHapuswaaah. mantaap cii.
BalasHapusPi ada beberapa yg harus diperhatikan juga, kaya redudansii (pengulangan kata) dan pilihan katanyaa. Semangat, cuma butuh latihan yang bnayak..
Cemunggud slalu bg ...
Hapus